Minggu, September 7, 2025
spot_img
BerandaAcehPEMA Sebut Konektivitas Maritim Kunci Bangkitkan Ekonomi Aceh

PEMA Sebut Konektivitas Maritim Kunci Bangkitkan Ekonomi Aceh

Banda Aceh (Waspaa Aceh) – Direktur Komersial PT Pembangunan Aceh (PEMA), Faisal Ilyas, menekankan pentingnya membuka konektivitas maritim antara Aceh dan Penang, Malaysia, guna mengoptimalkan posisi strategis Aceh dalam perdagangan internasional.

Hal tersebut disampaikan Faisal saat berbincang dalam program siaran RRI Banda Aceh, Selasa (15/7/2025). Ia mengatakan, letak geografis Aceh sebagai pintu barat Indonesia yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka, menjadikan wilayah ini sangat strategis, baik dari sisi ekonomi maupun keamanan nasional.

“Ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga menyangkut peran strategis Aceh dalam menjaga jalur perdagangan dan keamanan nasional. Kita berbatasan langsung dengan Malaysia, Thailand, Andaman, dan dekat dengan India serta Timur Tengah,” ujarnya.

Faisal menyebut, peluang kerja sama luar negeri sebenarnya telah terbuka lebar sejak kesepakatan damai MoU Helsinki 2005. Dalam nota tersebut, kata dia, Aceh diberikan ruang untuk menjalin hubungan luar negeri, termasuk di bidang perdagangan.

Ia juga menyinggung contoh kerja sama yang pernah berjalan sebelumnya, seperti kapal cepat dari Kuala Langsa ke Malaysia dan feri roro dari Pelabuhan Krueng Geukueh ke Penang.

“Artinya, preseden itu sudah ada. Tinggal bagaimana kita memulainya kembali dan membangun sistem yang lebih modern dan efisien,” jelasnya.

Selain potensi konektivitas, Faisal menyoroti keunggulan sektor pertanian dan perikanan Aceh. Komoditas seperti kopi, kakao, kelapa, sawit, pinang, dan karet disebut memiliki daya saing di pasar ekspor.

“Ikan beku dan segar dari Lampulo misalnya, sudah rutin dikirim ke Jakarta oleh PT Perindo lewat tol laut, sebanyak 20 hingga 40 ton per bulan. Jadi kita sudah punya produk, tinggal mempercepat jalur distribusinya ke pasar-pasar strategis seperti Malaysia dan Thailand,” kata
Faisal.

Menurutnya, pembukaan jalur Aceh–Penang bukan semata soal transportasi laut, tapi juga menciptakan ekosistem ekonomi baru yang berkelanjutan.

“Yang harus dibangun bukan hanya pelabuhannya, tapi juga jaringan perdagangan, logistik yang efisien, dan kerja sama antarnegara,” kata Faisal. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER