Kamis, Mei 2, 2024
Google search engine
BerandaOlahragaPelajaran Berharga dari Tanah Papua untuk PON XXI Sumut-Aceh

Pelajaran Berharga dari Tanah Papua untuk PON XXI Sumut-Aceh

Bentuk bangunan Stadion Lukas Enembe dibuat seperti bunga yang mekar. Proyeknya dikerjakan oleh PT PP sejak 2016 dan selesai pada 2019.

PON XX tahun 2021 di tanah Papua, baru saja usai. Banyak cerita sukses yang bisa diadopsi untuk penyelenggaraan Pekan Olehraga Nasional ke XXI mendatang. Sumut (Sumatera Utara) dan Aceh mendapat giliran sebagai tuan rumah bersama perhelatan akbar pesta olahraga tersebut.

Catatan Waspada, yang hadir di PON Papua sebagai pengurus KONI Aceh, melihat sisi keunggulan tuan rumah Papua dibanding pelaksanaan PON sebelumnya.

Mengambil satu sampel venue yang dibangun di empat kabupaten/kota dan Provinsi Papua, hampir semuanya berstandar nasional bahkan internasional. Misalnya sejumlah venue cabang olahraga di Kabupaten Mimika, semuanya keren dan terbaik. Arena atletik, yang dipusatkan di Sport Center Mimika, atau Mimika Sport Center (MSC), boleh dibilang terbaik di Asia.

Mimika Sport Complex (MSC) merupakan salah satu Sport Center yang didirikan di Kabupaten Mimika, Papua. Kompleks ini berdiri di atas lahan seluas 25 hektare dan telah dibangun sejak enam tahun silam (2013). Pembangunan MSC menghabiskan anggaran sebesar 33 juta dolar AS (sekitar Rp468 miliar).

Jika Stadion Papua Bangkit menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam pembangunannya, MSC sedikit berbeda karena dibangun menggunakan dana tangung jawab sosial perusahaan (CSR) dari PT Freeport Indonesia.
Walaupun dibangun menggunakan dua pendanaan berbeda, baik Stadion Papua Bangkit maupun MSC sama-sama untuk menyukseskan penyelenggaraan PON XX tersebut, terbagi menjadi tiga komplek bangunan, yaitu stadion sepak bola, stadion indoor, dan asrama atlet.

Ternyata, itu belum apa-apa. Stadion Sepakbola Lukas Sentani Timur, lebih dahsyat. Stadion ini tempat acara pembukaan dan penutupan PON XX Papua. Stadion Lukas Enembe berada di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Jayapura.

Gedung tersebut memiliki luas 71.697 meter dengan kapasitas 40 ribu lebih penonton. Fasilitas unggulan Stadion Lukas Enembe yakni lapangan sepak bola yang telah mengikuti standar FIFA serta lintasan atletik sintetis bersertifikasi kelas 1 standar Federasi Atletik Internasional (IAAF).

Fasilitas lainnya yakni pencahayaan menggunakan LED teknologi DMX dan papan skor digital dari Eropa yang terpasang di dua sisi tribun.

Mengutip Antara, pemberian nama Lukas Enembe diambil dari nama Gubernur Papua saat ini, yang dinilai berjasa menjadi tuan rumah PON XX.

Bentuk bangunan Stadion Lukas Enembe dibuat seperti bunga yang mekar, yang proyeknya dikerjakan oleh PT PP sejak 2016 dan selesai pada 2019. Pembangunan stadion tersebut melibatkan kurang lebih 900 pekerja dan menghabiskan dana Rp1,3 triliun, yang diambil dari APBD Provinsi Papua.

“Kita bangga ada di tanah Papua. Dan kita bangga berada di stadion terbaik di Asia Pasifik ini. Stadion yang sangat megah ini, bukan satu-satunya simbol kemajuan Papua,” kata Presiden Joko Widodo.

Tak jauh dari stadion utama, terdapat bangunan Istora Papua Bangkit yang berbentuk seperti honai.

Konsumsi kelas Garuda

Selain fasilitas gedung utama, venue-venue berkelas dan mewah, tidak kalah pula dalam penyediaan konsumsi untuk para atlet, pelatih, ofisial panitia dan pengurus KONI se Indonesia. Tidak tanggung- tanggung Panitia PB PON Papua, minta bantuan tokoh nasional asal Aceh, Surya Paloh, yang punya proyek tambang di Papua ini untuk menanggungjawabi seluruh kebutuhan konsumsi.

Bagi Surya Paloh, yang kini Ketua Umum DPP Nasdem, bahwa permintaan itu bukan sesuatu yang sulit ditolak. Soalnya, untuk perusahan katering, di bawah Media Group, juga sukses, di pasar internasional.

Sejumlah perusahaan asing menerima katering dari “bos” Metro TV itu. Perusahaan katering indocater, misalnya sejak puluhan tahun lalu, dilaporkan sudah merambah di kota tersibuk di dunia, New York.

Soal penyediaan konsumsi PON XX Papua ini dicerikan salah satu Panitia PB PON klaster Mimika, Cessar Avianto Tunya, kepada penulis di Hotel Mozza Mimika, ketika perhelatan PON sedang berlangsung.

Cessar Avianto Tunya, keturunan Jawa ini di KONI Mimika menjabat sebagai sekretaris, tidak cuma menjelaskan kontribusi Surya Paloh yang berhasil menghandel konsumsi puluhan ribu atletik, pelatih, ofisal dan panitia. Juga kualitas makanan yang selalu masih tersegel dan terbungkus aluminium foil, hingga bertahan hingga tiga hari ke depan. Sehingga tidak ada keluhan dari para atlet tentang makanan basi, seperti sering terjadi di event- event nasional yang menyedot ribuan peserta.

“Tidak sanggup kita menyaingi pelaksanaan PON Papua. Pembangunan fasilitas venue yang luar biasa mewah dan konsumsi untuk atlet standar untuk penumpang Garuda Indonesia,” aku Sakiruddin, Wakil Ketua KONI Sumut, saat bincang-bincang dengan Pengurus KONI Aceh, di Timika terkait dengan PON.

Selain penulis, pengurus KONI Aceh antara lain, Zaini Yusuf, Koordinator klaster Timika, Kenedy Husain, Koordinator Klaster Marauke, bidang Konsumsi dan Transportasi, Heri Laksana.

Sukses penyelenggaraan, sukses prestasi dan sukses dalam menciptakan proyek-proyek kolosal di bidang olahraga pada PON XX Papua ini, kiranya patut ditiru bagi calon tuan rumah PON XXI 2024, yakni Aceh-Sumatera Utara.

Pengalaman bagaimana liku-liku dalam melobi dana-dana besar dari APBN, bantuan pihak ke tiga dan dana sponsor lainnya serta proyek tersebut, dipaparkan Cessar Avianto Tunya, dalam pertemuan informal dengan petinggi KONI Aceh.

Acara santai yang diawali makan malam bersama Panitia Besar (PB) PON klaster Timika dilaksanakan di hotel Cindewasih, Timika, berlangsung Senin (11/10/2021).

Ketua Umum KONI Aceh, Muzakir Manaf, Ketua Harian KONI Aceh, Kamaruddin Abubakar, Baktiar Hasan, Tgk Anwar, Kenedi Husein, Zaini Yusuf, Azhari Cage dan pendamping Cabor, Aldin Nl, Heri Laksana dan Said Zulhasri.

Dari KONI Mimika diwakili Sekretaris Umum KONI Mimika, Cessar Avianto Tunya. Tuan rumah, yang diwakili Cessar Avianto Tunya membuka diskusi santai dan mengilas balik bagaimana mereka (Papua) berjuang ke pemerintah pusat hingga mendapatkan fasilitas olahraga atau venue yang kualitas dan keindahannya bertaraf internasional.

Cessar Avianto, yang ibunya berdarah Jawa itu juga menjelaskan sepak terjang dan strategi untuk mendapatkan fasilitas dalam membangun Papua lewat tuan rumah event olahraga terakbar di republik ini.

“Fasilitas untuk mendukung suksesnya pelaksanaan PON bagian dari pemerataan pembangunan di wilayah timur Indonesia, khususnya Papua,” papar Cessar, tokoh Timika yang punya hubungan dekat dengan tokoh berpengaruh, antara lain Bupati Mimika tersebut.

Untuk memudahkan koordinasi antara daerah dan pusat, kata Cessar. pengalaman di Papua, pertama perlunya membentuk Sekretariat Bersama PB PON, di Jakarta. “Sekretariat bersama ini untuk memudahkan dan memperkecil pengeluaran yang tidak perlu,” katanya.

Terkait rencana pembangunan venue-venue bertaraf internasional, Panitia PB PON Papua, melibatkan banyak pihak terkait. Terutama melibatkan seluruh Technical Delegate (TD) Cabang Olahraga (Cabor).

Selain itu, dengan kondisi kelistrikan Papua yang masih “payah,” PB PON setempat berkerjasama dengan PLN dan PDAM.

Kata dia, untuk mendukung fasilitas penerangan (PLN) dan instalasi air (PDAM) harus sekali jalan. Tujuannya, ujar dia, agar saat pemakaian tidak bermasalah.

Sedangkan untuk fasilitas wisma atlet, berdasar pengalaman Panitia PB PON Papua, disarankan langsung berkomunikasi dan lobi Menteri/Kementerian PUPR. Programnya seperti pembangunan Rumah Susun (Rusun). “Jangan pergi ke Menpora bisa ribet. Lagian Kemenpora tidak punya program Rusun, kecuali di PUPR,” tambah Cessar berulang-ulang mengingatkan.

Hal urgent lain yang dilakukan adalah membangun komunikasi dengan pihak-pihak di pusat yang punya wewenang untuk kelancaran dan dukungan proses anggaran untuk pembangunan venue.

“Saya siap membantu untuk suksesnya PON di Aceh,” kata Cessar Avianto Tunyo.

Ketua KONI Aceh, Muzakir Manaf dan Kamaruddin Abubakar alias Abu Razak, menyambut positif dan berterima kasih kepada KONI Mimika yang menginisiasi pertemuan sekaligus menjamu makan malam.

“Masakanya enak,” kata Mualem, panggilan akrabnya. Disambut senyuman oleh tuan rumah, yang ikut didampingi Nyonya Cessar

Usai pertemuan, Mualem yang ditanya Waspada menyatakan, berterima kasih kepada PB PON Papua Klaster Timika yang telah berbagi pengalaman dan saling tukar informasi serta langkah-langkah yang mau diambil terkait Aceh-Sumut menjadi tuan rumah PON paska PON Papua.

“Setiap informasi yang positif dan membangun kita terima demi suksesnya penyelenggaraan PON di Aceh 2024 mendatang,” ujar mantan Wakil Gubernur Aceh yang berpasangan dengan Gubernur Zaini Abdullah ini.

Hal serupa diungkapkan Kamaruddin Abubakar alias Abu Razak. Ketua Harian KONI Aceh, ini mengakui bahwa banyak yang diperoleh dari pertemuan informal dengan Papua.

“Mereka (Papua) berjanji akan membantu Aceh, bila ada kendala,” terang Abu Razak yang mendampingi Mualem saat pertemuan, kepada Waspada di Timika Papua. (Aldin Nl)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER