Pidie Jaya (Waspada Aceh) – Dapur umum di Gedung Serbaguna Tgk Chik Pante Geulima, Pidie Jaya, menjadi tumpuan warga terdampak banjir bandang pada 25-26 November 2025.
Lokasinya berdekatan dengan kompleks kantor Bupati Pidie Jaya dan tidak jauh dari pengungsian.
Sejak 29 November, dapur umum yang dikelola Pemkab Pidie Jaya bekerja sama dengan Kementerian Sosial RI menyajikan dua kali porsi makanan per hari.
Hingga 16 Desember, tercatat 301.262 porsi makanan telah disalurkan ke pengungsi di tiga kecamatan: Meureudu, Meurah Dua, dan Ulim.
Nurkholis, PIC dapur dari Direktorat PSKBA Kemensos RI, mengatakan bahan baku sebagian besar diambil dari produk lokal untuk membantu perekonomian masyarakat sekitar.
“Menu kami selalu mengacu pada prinsip 3T: tepat waktu, lezat, dan sehat. Lauk-pauk dari daging, telur, dan ikan disajikan dengan kepedasan yang aman untuk anak-anak,” ujarnya.
Pantauan Waspadaaceh.com, Rabu (17/12/2025) di dapur, sore itu, Purnawati akrab disapa Kak Ana, relawan Tagana Jawa Timur, tengah menyiapkan rolade telur untuk makan malam.
Ia sudah tinggal di pengungsian sejak 10 Desember, berbagi waktu dengan ibu-ibu lain yang turut membantu menyiapkan hidangan.
“Ini variasi dari telur goreng biasa. Anak-anak juga bisa makan karena tidak terlalu pedas,” kata Kak Ana.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pidie Jaya, Agusmaidi, menambahkan, semangat gotong royong dari relawan luar daerah sangat membantu proses pemulihan.
“Kami berterima kasih kepada Tagana Jawa Barat, Tagana Jawa Timur, Tagana Provinsi Aceh, tim PMI, SAR, TNI, dan Polri yang bekerja sama dalam membantu warga terdampak,” ungkapnya.
Hingga 12 Desember, jumlah pengungsi tercatat mencapai 86.000 jiwa yang tersebar di delapan kecamatan. Namun, ada penambahan pengungsi di Meureudu dan Meurah Dua karena warga kembali ke pengungsian setiap siang dan malam setelah membersihkan rumah mereka.
Selain layanan makanan, pendampingan sosial bagi pengungsi juga terus dilakukan. Agusmaidi menjelaskan, P3A (Perempuan dan Perlindungan Anak) Dinsos Pemkab Pidie Jaya rutin memberikan konseling psikologi, trauma healing untuk ibu-ibu, serta permainan dan hiburan untuk anak-anak pengungsi.
“Kami juga menyiapkan pakaian dan perlengkapan anak agar mereka tetap nyaman selama di pengungsian,” katanya.
Dengan dapur umum dan layanan sosial yang terus berjalan, warga Pidie Jaya mendapat akses makanan bergizi dan dukungan psikososial, menjadi tumpuan mereka dalam melewati masa-masa pasca banjir. (*)



