Banda Aceh (Waspada Aceh) – Partai Aceh (PA) mulai menjaring Calon Wakil Gubernur Aceh untuk mendampingi Muzakir Manaf alias Mualem di Pilkada 2024.
Sekretaris Jenderal Partai Aceh, Kamaruddin Abu Bakar, yang akrab disapa Abu Razak kepada Waspadaaceh.com, Kamis (18/4/2024), menyebutkan berdasarkan hasil Pileg 2024 Partai Aceh merupakan peraih kursi terbanyak di DPRA.
Dengan begitu, Partai Aceh bisa mengusung calon bupati/wali kota di 14 kabupaten/kota termasuk dan mengajukan calon Gubernur Aceh.
Untuk calon Gubernur Aceh, PA sepakat mengusung calon tunggal yaitu Mualem. Namun calon Wakil Gubernur Aceh yang akan diduetkan dengan Mualem belum final.
Saat ini, kata Abu Razak, tim seleksi sedang membuka kesempatan bagi figur nasional maupun lokal di Aceh yang berminat mendampingi Mualem.
Kendati demikian, desas-desus yang mendampingi Mualem dari internal partai sendiri sudah beredar. Di antara tokoh tersebut yaitu, Usman Abdullah atau akrab disapa Toke Soum, Abu Razak, Ramli MS dan Azhar Abdurrahman.
Sementara itu, Ketua Tim Seleksi Kepala Daerah Utusan Partai Aceh, Nurlis Efendi, mengklaim, sampai saat ini sudah banyak tokoh yang muncul dan berminat mendampingi Mualem.
Namun tokoh tersebut diharapkan tetap melakukan pendaftaran ke tim seleksi mulai tanggal 20 April hingga 20 Mei 2024.
“Saat ini di media bermunculan banyak tokoh yang berminat, ini berminat, itu berminat. Jadi kalau mereka berminat mendaftar saja ke tim seleksi mulai hari Sabtu tanggal 20 April agar tim seleksi dapat mengukurnya,” sebutnya Kamis (18/4/2024).
Ada pun persyaratan yang harus dipenuhi dari calon internal partai sendiri paling tidak pernah mengabdi di Partai Aceh selama 10 tahun, memahami visi misi Partai Aceh. Selain itu, tentu juga tidak terlepas tokoh yang memahami kultur Aceh dan mengetahui perjuangan Partai Aceh.
Persyaratan umum lainnya, kata Nurlis tidak pernah terlibat narkoba, tidak terlibat persoalan hukum dan beberapa syarat umum lainnya.
Sementara dari calon eksternal partai, lanjut Nurlis, harus memiliki komitmen bahwa calon tersebut punya rekaman jejak yang tidak berseberangan dengan Partai Aceh dan tidak punya track rekord yang jelek terhadap partai Aceh.
“Kalau pernah memiliki track record negatif terhadap partai Aceh, analoginya agak berat karena pernah tidak suka terhadap Partai Aceh,” tuturnya.
Intinya, kata Nurlis, Partai Aceh terbuka untuk publik dan terbuka untuk umum dalam proses perekrutan ini baik di level calon Wagub sampai ke level bupati/wali kota. Asalkan, calon yang mendaftar punya kapasitas dan kemampuan untuk mendampingi Mualem.
Tentunya dalam proses ini ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, dan tinggal diambil form formulirnya dan yang paling penting adalah siap untuk disurvei. Namun penentu siapa yang cocok, dan layak ditampilkan menjadi calon wakil gubernur tetap pimpinan partai yaitu Muzakir Manaf.
“Kalau di tim seleksi hanya membuat studi kelayakan, terus memaparkan ke pimpinan. Nanti pimpinan yang memutuskan dan tim seleksi tidak dalam kapasitas memutuskan yang layak dan yang tidak layak,” tutupnya.(*)