Medan (Waspada Aceh) – Belakangan ini aksi-aksi premanisme di Kota Medan viral di media sosial dan disiarkan oleh beberapa media arus utama (media mainstream). Para preman ini memalak para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), memalak para sopir dan menjadi juru parkir liar di beberapa lokasi.
“Sudah banyak keluhan dari pelaku usaha terkait dengan tindakan para preman ini. Mereka meminta uang keamanan dan memalak mobil yang menaikkan atau menurunkan barang produk-produk UMKM,” kata Sri Wahyuni Nukman, Ketua Forum Daerah Usaha Kecil dan Menengah (Forda UKM) Sumatera Utara, Jumat (18/2/2022).
Menurut Sri, para preman ini tampaknya semakin berani, karena hingga sekarang belum ada tindakan tegas dari aparat kemanan. Keadaan itu semakin mendorong para preman untuk bertindak sewenang-wenang kepada masyarakat, khususnya kalangan pengusaha UMKM.
Para pelaku usaha harus menghadapi sendiri tindakan para preman tersebut, lanjut Sri Wahyuni.
“Sepertinya aparat tak berdaya menghadapi preman. Begitu juga Wali Kota Bobby Nasution, yang pernah berjanji akan menciptakan kota Medan aman. Tapi nyatanya juga Bobby tak berdaya menghadapi premanisme,” tegas Sri Wahyuni.
Sri Wahyuni menyebutkan, sudah banyak laporan ke pengurus Forda UKM Sumut, terkait maraknya aksi premanisme yang melakukan pemerasan dengan dalih uang kemanan, uang parkir atau uang bongkar muat barang.
Sri Wahyuni menyebutkan, salah satu laporan lain tentang adanya juru parkir liar yang dikelola preman pada beberapa ruas jalan di Kecamatan Medan Tembung, khususnya di kawasan Jalan Tuasan, Jalan Tempuling, Jalan Durung dan beberapa kawasan lainnya. Keberadaan juru parkir liar ini cukup mengganggu pemilik usaha dan pemilik kendaraan.
“Mestinya hal-hal seperti ini ditertibkan. Bagaimana mungkin ada pungutan liar tapi tetap dibiarkan. Sepertinya negara tidak hadir untuk melindungi masyarakat,” ujar Sri Wahyuni Nukman.
Ketua Forda UKM Sumut yang didampingi pengurus lainnya ini berharap, Wali Kota Medan Bobby Nasution bisa berkoordinasi dengan aparat kemanan, untuk segera menertibkan aksi-aksi premanisme yang saat ini marak terjadi.
Sebab, kata Sri Wahyuni, bila tindakan melanggar hukum itu dibiarkan, hal itu akan semakin berkembang dan merugikan masyarakat. Juga membuat citra kota Medan menjadi buruk, ujarnya.
“Masyarakat sudah gerah dengan tindakan premanisme yang memalak para pelaku UMKM. Kita khawatir kondisi ini bisa memicu perlawanan dari masyarakat dengan caranya sendiri,” tutup Sri Wahyuni Nukman.
Kadis Perhubungan Kota Medan Iswar yang dikonfirmasi terkait kemunculan juru parkir (jukir) liar mengaku akan melakukan penindakan.
“Segera kita tindaklanjuti semua wilayah di Medan. Saat ini kita masih fokus penindakan di tengah kota. Pasti kita proses dan tindak,” tegasnya. (achmad)