Jumat, November 28, 2025
spot_img
BerandaAcehPanic Buying, Cabai Merah Busuk di Banda Aceh Rp 120.000/KG

Panic Buying, Cabai Merah Busuk di Banda Aceh Rp 120.000/KG

Banda Aceh(Waspada Aceh) – Cabai merah menembus harga Rp 200.000 per KG di Band Aceh, bahkan untuk cabai merah busuk dihargai Rp 120.000 per KG, Kamis (27/11/2025). Meski harga melonjak harga kebutuhan pokok itu, stok pun sama sekali kosong.

Pantauan Waspada Aceh, hingga malam ini, harga cabai merah menembus Rp 200.000 per KG di sejumlah pasar tradisional ibukota dan sekitarnya. Kondisi ini dipicu akibat warga melakukan pembelian berlebihan atau panic buying.

Panic buying ini terjadi tidak hanya di pasar tradisional tapi juga di pasar moderen. Salah satunya, di Suzuya Mall Banda Aceh, telur ayam ras yang biasa banyak di etalase kebutuhan pokok, malam ini, kosong.

Telur ayam ras sama sekali tidak ada stok. Termasuk mie instan dan minyak makan, juga terlihat berulang kali diisi ulang oleh karyawan disana.

“Sejak pagi, bang. Sebelum buka, sudah banyak ibu-ibu nunggu di depan pintu. Begitu buka pintu, banyak yang beli telur. Minimal 2 papan, mereka beli. Indomie dan minyak makan juga,” kata petugas kasir swalayan di Suzuya Mall Banda Aceh, Fathur, malam ini.

Akibatnya, hingga malam ini, stok telur sama sekali kosong. Kemudian cabai merah juga menjadi salah satu komoditi yang diincar ibu-ibu sampai bersih sama sekali di etalase.

Kondisi yang sama juga terjadi di Pasar Keutapang, Kabupaten Aceh Besar, lokasi pasar ini tidak jauh dari ibukota. Pasar Keutapang sama sekali tidak ada stok cabai merah, bawang merah, tomat dan wortel.

“Kosong barang, yang ada cuma ini, cabai merah patah, keriting Rp 120.000/KG,” kata Zulfan, pedagang bahan pokok di Pasar Keutapang.

Cabai merah yang dimaksudnya itu, sudah dalam kondisi basah, lembek, bahkan sebagian sudah busuk di ujung. Kata dia, kalau cabai merah yang segar, harganya Rp 200.000 per KG, itu pun tidak ada barang.

“Semua jalan putus, Takengon putus, Bireun putus, Medan banjir, daerah Barat Selatan juga terputus. Tidak ada pasokan,” ujarnya lagi.

Selama ini, beberapa komoditi bahan pokok memang berasal dari Medan, Takengon, hingga dataran tinggi lain daerah Barat Selatan. Namun, musibah banjir bandang hingga jembatan putus dan longsor menjadi penyebab harga bahan pokok berhenti pasokan ke ibukota Provinsi Aceh beberapa hari terakhir.

Kondisi itu ditambah aksi panic buying warga secara berlebihan, karena khawatir tidak mendapatkan bagian bahan pokok, mengingat musibah yang terjadi di berbagai daerah Aceh-Sumut. Salah satunya, di Swalayan Suzuya, meski akhir bulan, namun warga sesakit gedung itu berbelanja berbagai bahan pokok.(*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER