“Mualem dengan bijak langsung menugaskan Sekjen Partai Aceh, Kamaruddin Abu Bakar untuk segera menyelesaikannya”
Sempat memanas, hubungan DPRA dengan Wagub Aceh ekses keluarnya SK Plt Sekda Aceh, Alhudri, namun akhirnya belum sampai 2x 24 jam “perseteruan” itu sudah mesra kembali.
Adalah petinggi Partai Aceh, Kamaruddin Abu Bakar alias Abu Razak, yang berhasil menenangkan atau memadamkan “api” perseteruan yang sempat membuat “panas” publik di Tanah Rencong ini.
Di tempat kediaman Abu Razak, kawasan Lamgugop Prada, Banda Aceh, tersebar foto-foto mesra antara Ketua DPRA, Zulfadli alias Abang Samalanga dengan Wagub Aceh, Fadhlullah alais Dek Fadh. Bahkan ada foto salam komando yang di share ke media sosial.
Suasana itu memberikan sinyal kepada publik Aceh bahwa perseteruan antar tokoh legislatif dan eksekutif, yang selama beberapa jam sebelumnya banyak menghiasi laman-laman media mainstream dan medsos, telah berakhir.
Beragam komentar netizen berseliweran melihat “drama” singkat tingkat tinggi ini, yang sempat bikin gaduh publik. “Kelompakan itu yang diharapkan masyarakat, agar program pembangunan bisa berjalan lancar dan Aceh maju berkembang,” demikian antara lain komentar salah satu netizen, Selasa (25/02/2025).
Gerak cepat (gercep) Abi Razak yang bertindak mendamaikan kedua pihak dipuji publik Aceh. Tindakan cepat mantan petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ini dapat segera “meredam” isu liar di tengah masyarakat Aceh.
Menariknya, perseteruan itu dapat lebih cepat dinetralisir sebelum menganggu suasana hati Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem, yang sedang fokus mengikuti tetret (pembekalan) di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.
Mualem setelah mendengar kegaduhan itu, dengan bijak langsung menugaskan Sekjen Partai Aceh, Kamaruddin Abu Bakar untuk segera menyelesaikannya.
“Saya selaku Ketua Tim Pemenangan Mualem-Fadh, juga Sekjen Partai Aceh, atas perintah Mualem, telah mempertemukan keduanya. Alhamdulillah, Abang Samalanga dan Dek Fadh sepakat mengakhiri polemik yang terjadi selama dua hari ini,” kata pria yang akrab disapa Abu Razak itu.
Kini publik Aceh, terutama yang mendukung Mualem – Dek Fadh pada Pilkada 2024, sudah tenang kembali. Komentar-komentar panas, baik yang pro maupun kontra, yang sempat menghiasi status di media sosial, telah berakhir.
Kedua tokoh, Zulfadhli sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan Fadlullah sebagai Wakil Gubernur Aceh, telah bersepakat menghentikan perbedaan pendapatnya. Keduanya sama-sama bertekad untuk membangun Aceh yang lebih baik.
Semoga saja kasus “SK Plt Sekda Aceh” ini menjadi pelajaran berharga bagi para pejabat di eksekutif dan legislatif, sehingga ke depan kebijakan-kebijakan penting dapat dikoordinasikan lebih awal sehingga tidak lagi memicu kegaduhan publik Aceh. Semoga (*)