Aceh Jaya (Waspada Aceh) – Nyak Sandang, salah seorang penyumbang pesawat pertama Republik Indonesia (RI-001) mengingatkan generasi sekarang mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang susah payah diraih para pejuang.
Hal tersebut disampaikannya saat menerima kunjungan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) di kediamannya Desa Lhuet, Jaya, Aceh Jaya, Sabtu (17/8/2019).
“Semoga kemerdekaan ini bisa dijaga, diteruskan, dan diisi dengan baik,” ucapnya singkat.
Saat dikunjungi, Nyak Sandang sedikit bicara. Di umurnya yang sudah lebih 90 tahun, Nyak Sandang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Dia dan istrinya Fatimah dalam kondisi sakit-sakitan.
“Ya Allah, berikan kemerdekaan ini berlanjut. Dan terima kasih kepada ACT yang selama ini telah mendampingi saya,” lanjutnya.
Nyak Sandang salah satu penyumbang dana untuk membeli pesawat pertama RI. Pesawat yang dibeli dari hasil sumbangan tersebut kemudian diberi nama Dakota RI-001 Seulawah. Transportasi udara pertama milik Indonesia yang digunakan Presiden Soekarno di era perjuangan Indonesia.
Nyak Sandang yang kala itu berusia 23 tahun bersama orang tuanya menjual sepetak tanah dan menjual emas guna mendukung pembelian pesawat. Pesawat ini pula yang menjadi cikal bakal lahirnya perusahaan Garuda Indonesia.
Tahun 2018 Nyak Sandang diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Merdeka, Jakarta, sebagai bentuk apresiasi atas kedermawanannya.
Staf Program ACT Aceh memaparkan bahwa perjuangan orang-orang terdahulu patut dihargai dengan baik. Darah pejuang tumpah demi merebut kembali kemerdekaan dari tangan penjajah.
Ada banyak cara mencintai Indonesia. Salah satunya dengan menjadi pribadi yang berkontribusi untuk kebaikan dan perbaikan Indonesia dengan peran apapun yang dijalankan sebaik mungkin.
“Tugas kita sekarang adalah mempertahankan kemerdekaan melalui penyejahteraan bangsa, menanamkan patriotisme sejak dini kepada anak-anak,” terangnya.
Hal senada disampaikan Astri Maulida, Humas MRI Wilayah Aceh. Menurutnya, bangsa Indonesia harus mengeratkan persatuan demi menyelesaikan persoalan bangsa.
“Jangan berharap kepada orang lain menyelesaikan persoalan. Kita mulai dari pribadi kita sendiri dari hal terkecil sekalipun seperti saling membantu, peduli terhadap lingkungan, dan mengharumkan bangsa Indonesia di kancah internasional,” tutupnya. (Ria)