“Dari tempat ibadah hingga pusat perdagangan, Masjid Raya Baiturrahman Terapkan QRIS Memacu Digitalisasi Wilayah”
Mutia, 50, baru saja selesai menunaikan shalat Zuhur di Masjid Raya Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Sebelum meninggalkan masjid, Ia mengeluarkan ponselnya dari tas dan mengarahkan camera ke sebuah kode batang yang ditempelkan di salah satu kotak amal yang tersedia di sisi masjid.
Dalam sekejap layar ponselnya menampilkan kolom untuk diisi nominal yang ingin ia sumbangkan untuk masjid. Ia memasukkan angka sesuai kemampuan, lalu menekan tombol konfirmasi. Transaksi berhasil, dan ia merasa senang bisa berbagi dengan mudah.
“Alhamdulillah, sekarang bersedekah jadi lebih praktis. Cukup scan QRIS, masukkan nominal, dan selesai. Saya juga bisa melihat riwayat transaksi saya, jadi lebih terkontrol,” kata Mutia kepada Waspadaaceh.com, Senin (4/12/2023).
Mutia memanfaatkan QRIS untuk bersedekah di Masjid Raya Baiturrahman. Masjid yang menjadi simbol sejarah, keislaman, dan kebudayaan Aceh, kini semakin modern.
Masjid yang dibangun pada abad ke-19 ini telah menerapkan sistem QRIS sejak tahun 2022, didukung oleh Bank Indonesia untuk memudahkan transaksi digital di lingkungan masjid.
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) memudahkan pengguna untuk bertransaksi dengan berbagai aplikasi dompet digital atau e-wallet yang ada di Indonesia.
Tidak hanya bersedekah, QRIS juga bisa digunakan untuk membayar berbagai layanan lain yang ada di Masjid Raya Baiturrahman. Seperti jasa penitipan, retribusi saat memasuki galeri Masjid Raya Baiturrahman, layanan parkir, pernikahan, dan lain-lain.
Semua layanan ini termasuk dalam pendapatan BLUD (Badan Layanan Umum) yang dikelola oleh UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Masjid Raya Baiturrahman.
QRIS Permudah Layanan Masjid
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Masjid Raya Baiturrahman, Saifan Nur mengatakan, penerapan QRIS di masjid ini merupakan hasil kerjasama dengan Bank Indonesia Provinsi Aceh, yang bertujuan untuk mendorong penggunaan transaksi digital di Aceh.
Ia mengatakan, sejak menggunakan QRIS, pendapatan BLUD masjid meningkat signifikan.
“Selain sedekah, QRIS juga digunakan untuk pendapatan BLUD (Badan Layanan Umum) yang meliputi penitipan, galeri, parkir dan lain-lain. Total pendapatan BLUD dan sumbangan jamaah per tahun mencapai Rp 6 miliar,” kata Saifan Nur kepada Waspadaaceh.com.
Saifan menambahkan, QRIS juga membantu pengelolaan keuangan masjid, karena semua transaksi tercatat secara otomatis dan bisa dipantau langsung.
“Dengan menggunakan QRIS, proses perhitungan dan penyetoran uang menjadi lebih cepat dan mudah. Tidak ada lagi uang yang tercecer atau petugas harus antre di bank. Petugas hanya perlu melihat laporan dari aplikasi, semua transparan dan akuntabel,” jelasnya.
“Kami berterima kasih kepada BI Aceh yang telah memberikan fasilitas QRIS ini. Kami berharap, ini bisa menjadi contoh bagi masjid-masjid lain di Aceh untuk menerapkan transaksi digital,” lanjutnya.
Masjid Baiturrahman Kawasan Digital
Pada Minggu, 3 Desember 2023, Bank Indonesia Provinsi Aceh telah meluncurkan Masjid Raya Baiturrahman sebagai kawasan digital. Peluncuran ini bertepatan dengan acara Car Freeday di Jalan Daud Beureuh, Banda Aceh, yang diisi dengan berbagai kegiatan seperti senam pagi, sepeda santai, dan pembagian doorprize.
Tidak jauh dari arena panggung utama, terlihat poster besar dengan barcode (kode batang) dan tulisan Pengelola Dana Sedekah Masjid Raya Baiturrahman. Dengan hanya memindai barcode tersebut, setiap orang dapat dengan mudah memberikan donasi mereka.
Rina, salah satu peserta di acara car freeday tampak sedang memindai menggunakan ponselnya berdonasi melalui Masjid Raya Bairurrahman.
“Sudah mantap juga ya. Gak harus ke masjid raya, di mana aja kita bisa sedekah, Tinggal scan aja, gampang. Tidak perlu ribet. Apalagi kalau lagi buru-buru atau lupa bawa uang.” kata Rina.
Kepala BI Aceh Rony Widijarto mengatakan, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Aceh menjadikan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh sebagai area penerapan digital, dalam upaya percepatan peningkatan penggunaan digitalisasi wilayah di provinsi paling barat Indonesia itu.
“Kami mengambil semangat dari Masjid Raya Baiturrahman, yang merupakan ikon sebagai pusat kegiatan religi, budaya, serta sejarah Aceh. Rencana kawasan digital ini BI bersinergi dengan pemerintah kota dan provinsi, serta perbankan untuk untuk memacu peningkatan proses secara digital di semua kawasan,” tutur Rony.
Rony menambahkan, Masjid Raya Baiturrahman layak menjadi contoh penerapan kawasan digital, lantaran mencakup semuanya. Mulai dari tempat ibadah, pusat perdagangan, juga proses pemerintahan melalui penerimaan retribusi.
Adapun bentuk integrasi yang dilakukan adalah warga dapat membayar zakat, infaq, dan sedekah melalui proses digital lewat QRIS, yang dinilai cepat, nyaman, dan aman. Selain itu, di tempat-tempat sekitar Masjid Raya Baiturrahman juga terdapat Pasar Aceh dan pusat suvenir, kuliner, dan lain-lain juga sudah menerapkan sistem digital.
“ Jadi, melalui QRIS sesuai semboyan kita CEMUMUAH cepat, murah, mudah, aman, dan andal,” jelasnya
Rony menyebutkan hingga Oktober 2023, total transaksi digital menggunakan QRIS di Aceh mencapai 6,6 juta transaksi. Angka itu melebihi target BI tahun ini sebanyak 5 juta transaksi. Transaksi itu merupakan partisipasi dari 128 ribu pedagang (merchant) dengan total 484 ribu pengguna QRIS di Aceh.
Pemberlakuan kawasan digital Masjid Raya Baiturrahman juga menjadi upaya pemerintah dalam inklusi UMKM, karena dengan menggunakan transaksi digital juga memudahkan bidang usaha di sini mendapatkan pembiayaan perbankan.
“Kami berharap, dengan adanya kawasan digital ini, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya UMKM. Kami juga mengajak seluruh stakeholder untuk mendukung program ini, agar Aceh semakin maju dan berkembang di era digital,” tutur Rony. (*)