Aceh Besar (Waspada Aceh) – Kemeriahan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia tidak hanya terasa di setiap perkampungan, tetapi juga di Panti Rimoeh Seujahtera Aneuk Nanggroe (RSAN), Dinas Sosial Aceh. Senin, (18/8/2025).
Sekitar 70 anak panti bersama pengasuh serta mahasiswa magang Psikolog UIN Ar-Raniry larut dalam sukacita melalui berbagai perlombaan khas 17 Agustus.
Kepala Rumoeh Seujahtera Aneuk Nanggroe (RSAN) Dinas Sosial Aceh, Michael Octaviano mengatakan kegiatan ini rutin digelar setiap tahun agar anak-anak tetap bisa merasakan kebahagiaan di hari kemerdekaan meski jauh dari keluarga.
“Ini dilakukan agar mereka tidak merasa kurang atau tidak diperhatikan. Di sini, anak-anak juga berhak merayakan kemerdekaan seperti di lingkungan rumah mereka dulu, dengan lomba makan kerupuk, lomba makan kue dari mata, dan perlombaan lainnya. Intinya untuk menumbuhkan semangat kebersamaan, sportifitas, dan persaudaraan,” ujar Michael.
Menurutnya, perayaan HUT RI di RSAN juga menjadi sarana edukasi. Anak-anak diajak memahami bahwa kemerdekaan adalah kebahagiaan sekaligus amanah untuk diisi dengan belajar, meraih cita-cita, dan menjadi generasi yang mampu membanggakan bangsa.
“Pertandingan ini harus memberi semangat persaudaraan, bukan pertikaian,” tambahnya.
Tak hanya perlombaan, kata dia, anak-anak juga diberikan hadiah serta hidangan spesial yang mereka sukai. Kehangatan itu menjadi penawar rindu bagi anak-anak yang harus menjalani kehidupan baru di panti.
Michael menjelaskan, anak-anak di RSAN berasal dari berbagai latar belakang masalah sosial. Ada yang terlantar sejak bayi, ditelantarkan akibat perceraian orang tua, hingga korban kekerasan rumah tangga dan kekerasan seksual.
Beberapa di antaranya juga merupakan anak yang dieksploitasi secara ekonomi, dipaksa mengemis, atau membutuhkan perlindungan khusus dari ancaman kriminal.
“Dengan lingkungan baru, sekolah baru, dan teman baru, mereka diharapkan lebih mudah pulih secara psikologis,” jelasnya.
Perlombaan sederhana itu pun menghadirkan keceriaan di wajah anak-anak. Tawa riang dan sorakan semangat saat lomba berlangsung menjadi bukti bahwa mereka juga bisa merasakan makna kemerdekaan, yakni kebahagiaan dan kebebasan dari rasa terbelenggu.
Michael mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap anak-anak yang rentan.
“Kalau ada anak yang ditelantarkan, dieksploitasi, atau menjadi korban kekerasan, laporkan ke kami. Kami siap melakukan penjangkauan dan memberikan perlindungan,” ujarnya.
Michael yakin, perayaan HUT RI di RSAN menjadi pengingat bahwa kemerdekaan tidak hanya dirayakan dengan upacara atau karnaval besar, tetapi juga melalui upaya kecil yang menghadirkan senyum di wajah anak-anak yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang. (*)