Sabtu, Juli 27, 2024
Google search engine
BerandaPariwaraMenuju Aceh Bersih dan Sehat: Strategi dan Inovasi untuk Tingkatkan PHBS

Menuju Aceh Bersih dan Sehat: Strategi dan Inovasi untuk Tingkatkan PHBS

“Penyadaran masyarakat tentang pentingnya PHBS sangat diperlukan untuk mengubah perilaku yang kurang baik menjadi lebih sehat”

— Kabid Kesmas Dinkes Aceh, dr. Sulasmi —

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah hal mendasar yang harus ada pada setiap individu. Namun, di Aceh, PHBS masih jauh dari kata ideal. Banyak tantangan dan persoalan yang menghambat penerapan PHBS di tengah masyarakat Aceh.

Hal ini disampaikan oleh Yulizar Kasma, Akademisi Kesehatan Masyarakat di Universitas Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat, yang juga kandidat doktor di Universitas Sumatera Utara program studi Kesehatan Masyarakat.

“Contoh sederhana kita bisa lihat dari tingginya perilaku buang air besar sembarangan (BABS) di Aceh. Baru dua kota dari 23 kabupaten kota di Aceh yang bebas BABS,” kata Yulizar kepada Waspadaaceh.com via chat WA, Selasa (19/12/2023).

Dari hasil sensus yang dilakukan di sebuah desa di Kabupaten Aceh Barat Daya, Yulizar menemukan fakta dari 265 rumah yang diwawancarai, 77 di antaranya tidak memiliki jamban. Bahkan, 49 rumah yang memiliki jamban juga tidak memiliki saluran pembuangan yang baik, sehingga kotorannya mengalir ke parit.

Yulizar Kasma, Akademisi Kesehatan Masyarakat di Universitas Teuku Umar Meulaboh. (Foto/Ist)

“Belum lagi kalau kita melihat kondisi kamar mandi di fasilitas publik seperti masjid, terminal, bahkan mungkin kantor-kantor pemerintahan. Kamar mandinya banyak sekali yang kotor,” ujarnya.

Menurut Yulizar, jika bicara komitmen pemerintah, yang bisa digalakkan secara struktur yakni tempat-tempat publik yang masih berada dalam kewenangan pemerintah seperti sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan, dan tempat umum.

“Tempat ini bisa dilakukan pendekatan sistem yang terkomando dan bisa diawasi dengan baik,” katanya.

Gerakan Kolektif

Sedangkan untuk skala rumah tangga, bisa dilakukan dalam bentuk jangka panjang dengan melakukan edukasi secara berkelanjutan pada level anak-anak yang berada di lembaga pendidikan atau tempat mengaji.

“Selain itu, gerakan kolektif di tingkat masyarakat bisa dikembalikan digalakkan dengan pendekatan adat atau local wisdom,” saran Yulizar.

Tantangan dan Persoalan

Yulizar yang juga penulis buku Islam dan Kesehatan Masyarakat ini mengatakan, tantangan dan persoalan PHBS di Aceh sebenarnya adalah sikap yang tidak konsisten dan menganggap hal itu remeh, padahal menurutnya dalam kitab-kitab fiqih ketika pengajian sering dimulai dengan bab thaharah yang artinya bersuci.

“Tapi hanya pada sebatas teori, belum turun pada wilayah implementasi,” ungkapnya.

Selain itu, menurutnya belum semua fasilitas publik memiliki kawasan tanpa rokok, jikapun yang sudah ada kawasan tanpa rokok juga belum konsisten diterapkan.

“Kebiasaan olah fisik juga demikian, masyarakat yang berolahraga secara rutin itu masih tergolong kecil,” tuturnya.

Yulizar menyarankan, pemerintah perlu membangun sistem kerja yang komprehensif, dengan program-program yang langsung menyentuh masyarakat. Dan sistem yang dapat mengikat fasilitas publik untuk menerapkan PHBS.

Dia juga menambahkan pemerintah juga perlu membangun kemitraan dengan lembaga berbasis masyarakat untuk kampanye PHBS hingga level terkecil yaitu keluarga.

Pelibatan adat, tokoh agama, penekanan program berbasis dana gampoeng, pelibatan tokoh perempuan dan anak. Sanitasi total berbasis masyarakat harus dilakukan dengan inovasi yang sesuai dengan karakteristik masyarakat Aceh.

Menurutnya masyarakat Aceh yang mengaku menerapkan syariah Islam seharusnya menjadi masyarakat yang pertama dalam menerapkan PHBS.

“Jangan malah melakukan perilaku yang kotor, kelola sampah rumah tangga yang kita hasilkan, jaga pola makan dengan baik, diabetes dan hipertensi menjadi yang sangat rentan pada masyarakat Aceh tidak lepas dari hidup sehat kita masih buruk,” jelasnya.

Edukasi dan Sosialisasi

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Aceh, Sulasmi. (Foto/Kia)

Sementara itu, Dinas Kesehatan Aceh tidak henti-hentinya mendorong penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat. Hal ini dilakukan melalui berbagai upaya edukasi dan sosialisasi yang terus digencarkan.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, dr. Sulasmi, penyadaran masyarakat tentang pentingnya PHBS sangat diperlukan untuk mengubah perilaku yang kurang baik menjadi lebih sehat.

“Kami juga mengimbau masyarakat agar menjaga sanitasi, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan PHBS, masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup,” lanjut dr Sulasmi. (Adv)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER