Selasa, Januari 14, 2025
spot_img
BerandaDisbudpar AcehMengenal dan Bermain Lebih Dekat dengan Gajah di Saree

Mengenal dan Bermain Lebih Dekat dengan Gajah di Saree

“Di sini masyarakat dapat melihat keseharian gajah yang dilatih maupun sedang diberi makan”

Di kaki perbukitan Saree, Aceh Besar, berdiri sebuah tempat yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga menyimpan pembelajaran mendalam tentang harmoni antara manusia dan alam.

Pusat Konservasi Gajah Aceh di Saree menjadi rumah bagi 16 gajah sumatra, spesies langka yang harus dilindungi dari ancaman kepunahan.

Biasanya, gajah-gajah ini memiliki nama panggilan tersendiri. Saat jurnalis Waspadaaceh.com mengunjungi tempat ini pada Kamis (1/8/2024), hanya terlihat lima ekor gajah di lokasi.

Kelima gajah tersebut bernama Winggo, Dilan, dan Suci beserta dua anaknya, Yuyun dan Yuna. Sementara yang lainnya dilepas di hutan.

Pengunjung dapat bertemu dengan Yuna, salah satu anak gajah yang masih berumur kurang lebih 9 bulan. Yuna terkenal ramah. Dengan tingkah polosnya, Yuna berlari ke arah para tamu, seolah mengundang mereka untuk bermain.

“Itu tanda dia mau bermain. Jangan takut, memang begitu caranya,” ujar Geupoh, salah satu pawang gajah di sana, sambil tersenyum.

Geupoh sudah belasan tahun bekerja sebagai pawang dan tahu betul bagaimana memahami bahasa tubuh satwa besar ini.

Di Pusat Konservasi ini, pengunjung tidak hanya melihat gajah dari kejauhan. Mereka bisa menyaksikan aktivitas sehari-hari para gajah, mulai dari makan, mandi, hingga dilatih oleh pawang.

Menurut Geupoh, pelatihan ini penting untuk menjinakkan gajah sekaligus mencegah mereka masuk ke area perkebunan warga.

Geupoh, salah satu pawang gajah di Pusat Konservasi Gajah Saree bersama Dilan, gajahnya yang baru sembuh. (Foto/Tsara)

Dari 16 gajah yang ada, Butet, salah satu gajah paling jinak, kata Geupoh bangga. Jika datang di hari Minggu, pengunjung bisa menaikinya dan bermain dengannya.

Bagi pengunjung yang ingin merasakan sensasi berbeda, para pawang siap mengajak berkeliling kawasan konservasi. Dengan berjalan di samping gajah, perjalanan terasa seperti menyusuri hutan dalam harmoni.

Tingkah laku lucu gajah dan cerita para pawang membuat pengalaman ini begitu berkesan.

Sehingga, akhir pekan di Saree menjadi pilihan tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Di sini, belajar tentang gajah terasa lebih menyenangkan karena dipadukan dengan hiburan alami.

Gajah di Pusat Konservasi Gajah Aceh di Saree. (Foto/Tsara)

Selain sebagai tempat edukasi dan hiburan, konservasi ini juga menjadi pusat rehabilitasi bagi gajah yang terluka. Dilan, salah satu gajah dewasa di sana, pernah mengalami luka serius. Namun berkat perawatan intensif, kini Dilan sudah hampir pulih sepenuhnya.

“Kemarin, Dilan, gajah saya terluka dan Alhamdulillah udah lumayan sembuh sekarang karena kami rawat,” lanjut Geupoh.

Tidak hanya itu, tempat ini juga mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan. “Kami berharap semua orang ikut menjaga tempat ini,” kata Geupoh.

“Ini bukan hanya untuk gajah, tapi untuk kita semua,” sebut Geupoh.

Pusat Konservasi Gajah Aceh di Saree bukan sekadar tempat wisata, tetapi juga simbol harapan untuk pelestarian alam dan satwa.

Jadi, jika ingin bertemu Winggo, Dilan, Suci, atau Butet, jangan ragu untuk berkunjung. Ayo, jelajahi keajaiban alam dan rasakan kedekatan dengan salah satu makhluk besar nan lembut di bumi ini. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER