Kamis, Mei 2, 2024
Google search engine
BerandaAcehMemotivasi Masyarakat Gemar Membaca, Kepala DPKA: Jadikan Buku Sebagai Cinderamata dan Hadiah...

Memotivasi Masyarakat Gemar Membaca, Kepala DPKA: Jadikan Buku Sebagai Cinderamata dan Hadiah Ulang Tahun

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Buku harus bisa menjadi cinderamata atau hadiah dalam hajatan pesta pernikahan ataupun hadiah ulang tahun sehingga lebih bernilai daripada sebuah perangkat elektronik atau benda lainnya.

“Buku lebih bermanfaat secara jangka panjang dan turun temurun, karena tidak memiliki batas pemakaian. Buku bisa bermanfaat sampai ke anak cucu,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) Dr. Edi Yandra S.STP, M.SP, kepada Tim Waspada di kantornya Gedung DPKA Jalan T Nyak Arief, Banda Aceh, Selasa (25/10/2022).

Kebiasaan memberikan buku sebagai cinderamata akan menjadi budaya yang baik. Salah satunya sebagai cara meningkatkan literasi meningkatkan minat baca masyarakat. Tentunya, hal tersebut bisa dimulai dari diri sendiri dan keluarga yang akan berlanjut ke orang lain dan lingkungan.

“Budaya membaca buku itu bisa dimulai dari diri kita dan keluarga. Coba kita mulai dengan kebiasaan saat ulang tahun, anak biasanya kita berikan sebuah hadiah. Kini kita ganti dengan hadiah buku. Untuk anak-anak yang masih kecil, contohnya buku Upin Ipin atau sejenisnya,” kata Edi Yandra.

Edi mengatakan dengan memulai kebiasaan itu, maka sejak dini, buku akan menjadi awal budaya membaca. Anak-anak akan ditanamkan kebiasaan untuk menghargai sebuah buku dan membacanya.

“Tentunya, ini akan menjadi awal di keluarga kita meningkatkan literasi dengan kebiasaan membaca buku dan memiliki koleksi buku. Hal yang sama juga bisa dilakukan untuk hajatan atau acara lain. Cinderamata pesta pernikahan bisa memberikan buku sebagai kado. Termasuk buku sebagai souvenir,” ujarnya.

Dengan begitu, ungkapnya, kebiasaan membaca buku akan melekat di satu keluarga dan menularkannya ke orang lain. Jika dimulai dari anak-anak, maka kebiasaan tersebut akan terbawa sampai dewasa dan diturunkan ke anak cucu selanjutnya.

“Jadi, mengembangkan minat baca, saya sampaikan tadi menumbuhkan ini tidak hanya peran pemerintah tapi dari publik, keluarga dan kelompok atau paguyuban. Baik sejak awal, di lingkaran-lingkaran kita. Titik awal generasi anak mau membaca itu, dimulai dari anak,” ungkapnya.

Edi menilai gerakan itu yang harus dilakukan. Dapat hadiah buku, itu yang harus dimulai. Pelan-pelan membudayakan buku sebagai benda pemberian, hadiah atau souvenir.

Dengan begitu, jelasnya, melalui budaya-budaya itu yang harus dimulai dari masyarakat. Langkah itu yang dimulai di tingkat keluarga, pemerintah dan publik mengikutinya.

Kemudian saat minat masyarakat dalam membaca buku sudah tumbuh, didukung pula dengan ketersediaan fasilitas, misalnya rumah baca,  pojok baca, pustaka keliling dan sebagainya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER