Aceh bisa bangkit dan pulih lebih cepat, jika kita terus bergandengan tangan dan bersatu untuk pemulihan darurat bencana ini”
PT PEMA resmi memberikan bantuan sebesar lebih dari 30 ton beras dari Bulog dan ribuan paket sembako yang telah disiapkan untuk didistribusi di tiap titik lokasi bencana.
Dalam kondisi yang masih tidak menentu, dengan jalur akses darat yang sangat terbatas dan jaringan komunikasi yang terkendala untuk berkoordinasi antar titik, hal itu tidak memadamkan semangat para jajaran PEMA yang dipimpin langsung oleh Direktur Utama, Mawardi Nur, untuk fokus dalam penyelesaian persoalan darurat bencana yang ada di Aceh.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) periode yang sama, banjir di Aceh telah melanda lebih dari 5.000 rumah dan memindahkan lebih dari 20.000 jiwa ke tempat penampungan sementara – kondisi yang memperkuat urgensi tindakan cepat PT PEMA.
Mawardi Nur menggerakan semua sumber daya PT PEMA untuk fokus memberikan dan menyerahkan bantuan langsung kepada masyarakat yang terdampak dan terisolir dari bantuan luar. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Dewan Pengurus Harian Asosiasi Usaha Indonesia (APINDO) Aceh, bantuan dari sektor swasta seperti PT PEMA menjadi tulang punggung pendukung bantuan pemerintah, terutama di daerah yang sulit dicapai oleh kendaraan resmi.
Bantuan tersebut diberikan ke beberapa titik di Aceh, antara lain: Pidie, Bireun, Lhokseumawe, Langsa, Serbajadi Lokop (Aceh Timur), Aceh Tamiang, Langkahan (Aceh Utara), dan Sawang (Aceh Utara).

Setiap lokasi menerima paket sembako yang disesuaikan dengan kebutuhan, seperti yang dijelaskan oleh staf lapangan PT PEMA, yang juga menambahkan bahwa bantuan tersebut disalurkan melalui jalur darat yang bisa dilewati dan udara untuk daerah yang benar-benar terisolir.
Penyaluran beras yang dipesankan langsung dari Bulog serta ribuan paket sembako yang terdiri dari minyak makan, mie instan, dan air mineral tersebut merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab PT PEMA terhadap para korban bencana yang saat ini sangat membutuhkan dukungan moral dan material.
Menurut laporan penelitian Institut Penelitian Bencana dan Pemulihan Aceh (IPBPA), bantuan sembako dalam 72 jam pertama kejadian bencana dapat menurunkan risiko masalah gizi dan stres pada korban, terutama anak-anak dan lansia.
Dalam kondisi tersebut, Mawardi juga menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam kepada seluruh masyarakat yang terdampak musibah. Ia mengajak seluruh warga Aceh untuk tetap tabah, kuat, dan semangat dalam menghadapi situasi sulit ini.
“Saya tidak ingin banyak berkata-kata; kondisi seperti ini mengharuskan kita semua lebih banyak kerja secara nyata: urun tangan, turun ke lapangan, mengirimkan bantuan, dan memberikan motivasi kepada tiap korban, khususnya masyarakat yang masih terisolir dan minim pertolongan,” ujarnya.
Mawardi juga mengajak seluruh pihak – baik pemerintah, lembaga kemanusiaan, dunia usaha, maupun masyarakat umum dari luar Aceh – untuk turut serta memberikan bantuan dan dukungan bagi para korban banjir di seluruh wilayah yang terdampak.

Seperti yang dicatat oleh sekretaris Jaringan Bantuan Kemanusiaan Nasional (JBKN), kolaborasi antar pihak menjadi kunci keberhasilan pemulihan darurat, karena tidak satu pihak saja yang mampu memenuhi semua kebutuhan korban.
“Bantuan yang kami berikan memang bukanlah pertolongan akhir terhadap para korban, tapi saya atas nama PT PEMA mengajak kepada para OPD, lembaga kemanusiaan, dan juga para stakeholder lainnya: mari, lihatlah bencana Sumatera ini sebagai bagian dari refleksi untuk kita bisa memberikan usaha secara maksimal segala yang kita punya untuk membantu para korban yang terdampak,” ucap Mawardi.
Di akhir wawancara, saat ditemui di daerah titik lokasi bencana, Mawardi Nur juga memberikan pesan optimis serta memohon doa agar peristiwa bencana ini cepat berlalu dan pemulihan dari tiap sektor di Aceh pulih kembali.
“Teramat sedih ketika saya dan teman-teman PT PEMA memberikan bantuan di tiap titik, khususnya kepada ibu-ibu dan anak-anak yang rela mengantri untuk mengharapkan bantuan yang datang. Kita harus jauh lebih kuat dari mereka, supaya mereka memiliki semangat lebih untuk keluar dari fase sulit ini,” katanya.
“Aceh bisa bangkit dan pulih lebih cepat, jika kita terus bergandengan tangan dan bersatu untuk pemulihan darurat bencana ini,” sebutnya.
“Saya memohon doa kepada masyarakat untuk siapapun yang turun memberikan bantuan agar didoakan untuk tetap sehat dan memiliki tenaga sampai akhir di fase pemulihan bencana ini. Aceh harus bangkit, Allah bersama kita – insyaAllah,” tutupnya. (*)



