Seumadam (Waspada Aceh) – Masjid Nurul Huda terletak di Jl. Lintas Sumatra, Kebun Tiga, Dusun Harum Sari, Seumadam, Kec. Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, yang berada di zona bencana, sangat membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperbaiki fasilitas yang rusak.
Hal itu disampaikan oleh Cahyo Pramono, relawan Yayasan Tangan Kanan, Selasa (9/12/2025). Cahyo dua hari sebelumnya melihat sendiri kondisi kerusakan fasilitas masjid yang diterjang banjir bandang tersebut.
Menurut Cahyo, masjid saat ini masih menghadapi berbagai kendala. Listrik dan sinyal komunikasi masih mati, demikian juga air PDAM yang belum terhubung kembali. Padahal keberadaan air sangat dibutuhkan untuk membersihkan masjid dari lumpur dan untuk berwudu.
Meskipun masjid sudah mulai dibersihkan, kamar mandi masih kurang bersih karena kekurangan air. meskipun pada hari ini telah menerima bantuan air dari tangki. Selain itu, masjid tidak memiliki toren atau tangki air sendiri yang menyebabkan ketergantungan pada bantuan luar.
“Ada genset mereka sewa 400 ribu per malam. Kemudian soal air, mungkin perlu bantuan refill air menggunakan mobil tangki setidaknya 7 hari ke depan sampai air PDAM hidup kembali,” tutur Cahyo.
Beberapa fasilitas masjid juga mengalami kerusakan akibat bencana. Sound sistem masjid terendam dan tidak berfungsi lagi, sedangkan karpet alas shalat tampaknya rusak karena terendam lumpur.
Meskipun demikian, masjid memiliki potensi untuk menjadi titik temu dan penyangga korban bencana karena lokasinya yang strategis tepat di tepi jalan lintas Sumatra, sehingga banyak orang yang singgah.
Halaman masjid yang cukup luas juga memungkinkannya digunakan sebagai tempat istirahat relawan dan dapat dibuka sebagai dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan para korban dan relawan.
Saat ini, juga sedang berlangsung proses pembangunan kamar mandi baru di masjid.
Menurut informasi tambahan, zona bencana di Aceh Tamiang baru-baru ini terkena dampak bencana alam yang belum diidentifikasi secara rinci, yang menyebabkan gangguan pada infrastruktur dasar seperti listrik, air, dan komunikasi di berbagai daerah, termasuk sekitar masjid Nurul Huda.
Relawan dari berbagai lembaga lembaga dan kota telah mulai menggelar penanganan darurat, namun kebutuhan bantuan masih sangat besar, terutama untuk menyediakan air bersih secara terus-menerus, memperbaiki fasilitas listrik, dan mengganti peralatan masjid yang rusak agar dapat kembali berfungsi optimal sebagai pusat keagamaan dan penyangga masyarakat di masa krisis. (*)
