Banda Aceh (Waspada Aceh) – Forum Partisipasi Masyarakat untuk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Puspa) Aceh Keumalahayati menyoroti fenomena pembuangan bayi yang semakin marak di Aceh.
Ketua Umum Puspa Aceh Keumalahayati, Michael Octaviano, menjelaskan keadaan ini sangat memprihatinkan karena berpotensi meningkatkan jumlah bayi yang terlantar di Aceh. Hal ini merupakan dampak dari kurangnya tanggung jawab dalam hubungan tidak sah.
“Boleh dipastikan seratus persen tidak melalui ikatan pernikahan, sehingga untuk menutupi perbuatan ini, orang tua membuang bayinya.,” kata Michael, Rabu (13/9/2023).
Dia juga menyoroti dampak kemajuan teknologi saat ini terhadap perilaku bebas di kalangan muda, termasuk prostitusi online dan video call seks (VCS). Orang tua yang terlibat dalam pembuangan bayi sebagian besar berasal dari kalangan pelajar atau mahasiswa.
Lanjutnya, ketidakpedulian keluarga pelaku disebabkan kurangnya pendidikan agama, komunikasi yang intens, dan kurangnya rasa peduli antarkeluarga.
Sebagai daerah syariah, Michael mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menegakkan nilai-nilai syariah dalam segala aspek kehidupan. Ia juga berharap adanya kerja sama dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap perempuan dan anak untuk memberikan edukasi dan pengetahuan kepada masyarakat.
“Kita harus edukasi warga agar jangan lagi buang bayi. Walau tidak ingin, tolong jangan buang. Secara tidak langsung mereka bisa menyampaikan ke lembaga perlindungan untuk dibantu dan difasilitasi sehingga bayi diselamatkan dan diadopsi oleh yang membutuhkan. Karena pembuangan bayi dapat mencelakakan bayi,” jelasnya,
Sebelumnya, Warga Gampong Lam Ujong, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar digegerkan dengan penemuan sesosok bayi mungil berjenis kelamin perempuan di depan rumah, Minggu siang (10/9/2023).
Saat itu Nuriati pemilik rumah hendak menutup pintu pagar depan yang terbuka. Saat hendak menutup pagar, ia terkejut melihat sesosok bayi mungil diletakkan di sebuah kursi yang berada di teras depan rumah miliknya.
Kemudian Nuriati langsung menghubungi keuchik gampong dan juga perangkat gampong untuk memberitahukan kejadian tersebut. Kemudian bayi tersebut dibawa ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kota Banda Aceh untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. (*)