Banda Aceh (Waspada Aceh) – Maksiat terbesar adalah meninggalkan shalat. Bahwasanya shalat lima waktu itu tiang agama. Barang siapa mendirikan shalat berarti orang itu menegakkan agama dan barang siapa meninggalkan shalat meruntuhkan agama.
Hal itu disampaikan Pimpinan Dayah Misbahul Wara Al-Amiriyah, Sibreh, Aceh Besar Abana Rahmat Fajri, dalam pengajian Tastafi di Meunasah Gampong Lam Ara Eungkit, Kecamatan Kuta Malaka Aceh Besar, Minggu malam (3/8/2025).
Pengajian rutin sebulan sekali itu, turut dihadiri Keuchik Lam Ara Eungkit Tgk Salman, Imam Meunasah Tgk Muliadi, sekretaris desa, tuha peut, perangkat gampong lainnya, para pemuda serta ratusan warga lainnya.
Abana Fajri mengumpamakan, jika seseorang akan merusak masjid atau peralatan yang ada di dalamnya, maka pasti orang akan marah besar. Begitu juga Allah SWT akan murka kepada orang-orang yang dengan sengaja merusak agama dengan meninggalkan shalat.
“Jadi, bahwasanya meninggalkan shalat adalah sebesar-besar bala dan sekeji-kejinya maksiat. Makan riba itu keji, makan haram keji, tapi yang lebih keji lagi dan seburuk-buruk orang, meninggal shalat,” tegas Abana Rahmat Fajri.
Abana mengatakan, dengan mendirikan shalat maka dosa-dosa kita diampuni oleh Allah, mendapatkan rahmat, dimudahkan rezeki dan lainnya.
Sedangkan meninggalkan shalat berarti menolak pengampunan dan rahmat allah. Betul-betul besar dosa meninggalkan shalat. Untuk itu, kita usahakan agar keluarga kita, istri dan anak-anak kita tidak meninggalkan shalat, ajak Da’i kondang asal Aceh Besar ini.
Abana Rahmat Fajri juga mengingatkan umat Islam agar jangan meremeh-remehkan shalat, karena perkara yang pertama sekali ditanya pada hari kiamat kelak adalah shalat.
“Rugi dan menyesallah orang-orang meninggalkan shalat dan tempat kediamannya kelak di neraka jahannam. Mati dalam keadaan tidak selamat iman. Dan mereka kelak ditempatkan bersama-sama dengan Fir’aun dan Haman di dalam neraka,” tutur Abana Rahmat Fajri.
Karena itu, walau sesibuk apapun dengan berbagai aktivitas dunia, seperti pergi ke sawah, ke pasar, ke kantor dan aktivitas lainnya, namun shalat tidak boleh sekali kali ditinggalkan.
Abana Rahmat Fajri mengutip hadis nabi dari Saidina Ali RA, Rasulullah SAW bersabda, tiada orang mukmin meninggalkan shalat, sehingga orang ini keluar dari rahmat Allah dan namanya tertulis di pintu neraka. Nah, bagaimana jika orang itu berkali-kali meninggal shalat maka namanya berlapis-lapis tertulis di pintu neraka.
Kecuali itu, Abana Rahmat Fajri juga mengingatkan agar kemanapun pergi jangan tinggalkan tiga perkara, yakni shalat, sedekah dan selawat. Tiga hal Ini akan selamat dalam perjalanan hidup kita.
Abana Rahmat Fajri juga menyebutkan dalam sebuah hadis bahwa di neraka jahannam ada sebuah telaga/kolam yang bernama Alfalaq yang diperuntukkan untuk orang tinggal shalat yang sehat badannya.
Karenanya, orang sakit pun tidak boleh meninggalkan shalat, tidak bisa berdiri duduk, tidak bisa duduk berbaring dan seterusnya. Pokoknya, apapun alasannya shalat itu tidak boleh ditinggalkan.
Kata Abana Rahmat Fajri, di akhir zaman umatku menyia-nyiakan shalat dan mengikuti syahwat, satu dinar lebih berharga dari shalat. Tukang parkir demi uang parkir Rp2.000 tidak shalat. Lebih berharga sedikit uang dari pada shalat. Hati sudah mati tidak punya nilai lagi terhadap shalat.
“Perintahkan keluargamu shalat dan bersabar dalam shalat. Kami tidak minta rezeki sama kalian, Kamilah yang memberi rezeki kepada kalian. (Alquran). Artinya siapa yang sabar dengan shalat, maka dimudahkan rezeki dan akan diberikan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.
Sebaliknya yang tidak menjaga shalat tidak ada keberkahan rezeki kepadanya,” demikian Abana Rahmat Fajri yang banyak mengisi pengajian diberbagai masjid di Aceh Besar dan Banda Aceh. (T.Mansursyah)