Keberhasilan penerapan Syariat Islam di Banda Aceh membutuhkan dukungan dan tanggung jawab bersama dari seluruh elemen masyarakat.
Menanggapi sorotan publik terkait fenomena maraknya pria bercelana pendek di ruang publik Banda Aceh, Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP-WH) Kota Banda Aceh menegaskan konsisten melakukan pengawasan.
Kasatpol PP/WH Banda Aceh, Muhammad Rizal, mengatakan bahwa pihaknya secara rutin melakukan pengawasan, pembinaan, dan peneguran langsung terhadap pelanggaran busana Islami di berbagai lokasi di Kota Banda Aceh.
Rizal mengatakan, pihaknya tidak pernah berhenti menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam menegakkan Qanun Syariat Islam, khususnya yang berkaitan dengan adab dan etika berpakaian Islami di ruang publik.
“Selama ini Satpol PP-WH Kota Banda Aceh terus melakukan pengawasan di berbagai lokasi. Tidak hanya mengawasi, petugas kami juga memberikan peringatan dan pembinaan secara langsung face to face kepada siapa pun yang kedapatan tidak berbusana Islami ketika beraktivitas di tempat umum,” ujar Muhammad Rizal, Kamis (16/10/2025).
Bahkan kata Rizal untuk memaksimalkan penyampaian informasi menganai ketentuan berbusana dalam Islam pihaknya juga rutin didampingi oleh Dinas Syariat Islam (DSI) Kota Banda Aceh, MPU Kota Banda Aceh, DAI Perkotaan dan Muhtasib Gampong.
Rizal melanjutkan, pendekatan yang dilakukan tidak semata-mata represif, melainkan juga edukatif dan persuasif, agar masyarakat memahami serta menumbuhkan kesadaran untuk berpakaian sesuai tuntunan syariat Islam.
Rizal menjelaskan, pengawasan dilakukan secara rutin di berbagai titik strategis seperti kawasan wisata, ruang publik, jalan protokol, seputar kampus hingga area olahraga.
Untuk mendapatkan hasil maksimal, Satpol PP WH Kota Banda Aceh juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Seperti pengelola Blang Padang, Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, serta pihak rektorat kampus yang ada di Banda Aceh.
Semua itu dilakukan dalam upaya memastikan agar seluruh kegiatan masyarakat dan mahasiswa di tempat-tempat tersebut tetap berlangsung sesuai dengan nilai-nilai syariat Islam.
“Kami terus berkolaborasi dengan pengelola kawasan publik dan berbagai elemen masyarakat. Ini penting agar penerapan Qanun Syariat Islam tetap bisa berjalan meski Satpol PP-WH tidak sedang berada di lokasi tersebut,” tambahnya.
Lebih lanjut Muhammad Rizal menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak, terutama para ulama, tokoh masyarakat, dan warga Banda Aceh yang terus menunjukkan kepedulian terhadap pelaksanaan Syariat Islam di kota ini.
“Kami mengucapkan terima kasih atas masukan dan kepedulian yang ditunjukkan oleh berbagai pihak terhadap pelaksanaan Syariat Islam di Banda Aceh. Kepedulian setiap pihak merupakan bahan bakar bagi kami dalam menjalankan tugas-tugas pengawasan Syariat Islam di lapangan,” tutur mantan Camat Baiturrahman itu.
Rizal menegaskan bahwa keberhasilan penerapan Syariat Islam di Banda Aceh membutuhkan dukungan dan tanggung jawab bersama dari seluruh elemen masyarakat, tidak hanya dari aparat penegak qanun.
“Kami sangat berharap dukungan dan peran serta semua pihak sesuai tupoksinya masing-masing. Orang tua memberi nasehat kepada anaknya di rumah, guru mengingatkan murid-muridnya di sekolah, Ustadz-ustadz menyampaikan nasehat melalui mimbar Masjid dan kelompok-kelompok pengajian, para pimpinan di lingkungan kerjanya, serta aparatur desa bisa mengeluarkan himbauan di gampong yang ia pimpin,” harap Rizal.
Sebagai langkah lanjutan, Satpol PP-WH Kota Banda Aceh berkomitmen untuk terus menyesuaikan pola pengawasan agar lebih efektif dan terasa dampaknya di masyarakat.
“Kami akan terus melakukan evaluasi terhadap pola pengawasan dan pembinaan agar semakin efektif. Ke depan, kami juga akan memperkuat kerja sama lintas sektor agar lahir terobosan baru dalam pengawasan Syariat Islam, khususnya dalam hal pembinaan busana Islami,” tegas Muhammad Rizal.
Menutup pernyataannya Rizal berharap agar publik tidak menilai penegakan Syariat Islam hanya dari kegiatan razia semata, karena pengawasan dan pembinaan lapangan terus berjalan dengan pendekatan edukatif, preventif, dan persuasif.
“Mungkin masyarakat tidak selalu melihat kegiatan kami karena tidak semua dilakukan dalam bentuk operasi besar. Namun setiap hari petugas kami turun langsung, menegur, membina, dan mengedukasi masyarakat secara santun” tutupnya. (adv)