Banda Aceh (Waspada Aceh) – Salah satu kesalahan atas perilaku berkendara yang menjadi penyebab kasus kecelakaan banyak terjadi di Indonesia adalah berkendara melewati batas kecepatan.
Di mana masih banyak pengendara yang tidak mematuhi rambu batas kecepatan yang sudah diatur oleh undang-undang sesuai peruntukan jalan yang dilewati.
Perlu diketahui saat proses menjalankan kendaraan, pandangan mata sebagai indra penglihatan berperan penting bagi setiap pengendara.
Antara lain sebagai dasar penentuan arah serta tindakan yang akan diambil apabila mendapatkan berbagai informasi dari situasi dan kondisi lingkungan sekitar, dengan istilah teknis proses mekanisme reaksi (identifikasi, keputusan, pengoperasian)
Idealnya untuk luas area pandangan di bagian depan kita sebagai pengendara cukup baik merespons saat punya rentang area luas pandangan di sekitar 180- 200 derajat.
Artinya kalo diambil patokan titik tengah merupakan nol derajat dalam pandangan, maka sebaiknya kita masih bisa melihat dengan jelas di area 100 derajat sisi kiri maupun 100 derajat ke sisi kanan.
Dengan perhitungan itu diharapkan kita sebagai pengendara masih punya cukup waktu dalam mencerna situasi untuk selanjutnya mengambil Keputusan, ucap Reza Novendri selaku Instruktur Safety Riding dari Capella Honda.
Contohnya kecepatan 40 km per jam sama dengan luas area pandang 100 derajat. Kecepatan 70 km per jam sama dengan luas area pandang 65 derajat, dan kecepatan 100 km per jam sama dengan luas area pandang 40 derajat.
Untuk itu perlu dipahami konsekuensi saat hendak menambah laju kendaraan, maka luas area tangkap mata kita akan semakin menyempit, dalam arti berkurang cakupan sudutnya ke kiri maupun kanan.
Akibatnya perolehan informasi potensi penyebab kecelakaan yang bersumber dari sekitar kita akan semakin berkurang kita terima. (*)
