Banda Aceh (Waspada Aceh) – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh melepas atlet dan pelatih breaking (breakdance) Cabang Olahraga (Cabor) dancesport ke Fukuoka, Jepang, Kamis (16/2/2022).
Atlet yang dilepas ialah Suryadi dan pelatih atas nama Nainunis. Keduanya akan diberangkatkan pada Jumat (17/2/2022) untuk mengikuti kejuaraan Dunia Road to Olimpic pada tanggal 19-27 Februari 2023.
Saat melepas atlet dan pelatih, Wakil Ketua II Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Aceh, Bachtiar Hasan memberikan semangat dan dukungan kepada atlet dan pelatih dance untuk menghadapi kejuaraan dunia. Selain itu dia juga mengapresiasi Ikatan Olahraga DanceSport Indonesia (IODI) Aceh yang mampu mengirimkan atletnya ke tingkat internasional.
Bachtiar mengatakan, IODI Aceh memiliki perkembangan yang cukup bagus dengan berhasil mengirimkan atletnya ke kejuaraan dunia hingga mengikuti jenjang antar negara.
“Ini adalah sebuah kemajuan bagi KONI Aceh,” lanjutnya.
Dari 65 cabang olahraga, baru IODI Aceh yang pertama kali mengikuti kejuaraan dunia. Dia berharap, nantinya akan disusul oleh cabang olahraga lainnya.
KONI Aceh mengaku bangga dan mendukung atlet IODI, karena mampu membawa nama Aceh ke kancah internasional. Menurutnya, hal ini dapat memberitahu kepada dunia bahwa Aceh memiliki atlet dance yang berbakat.
Ketua Umum IODI Aceh, Khairul Riza, menyebutkan di tahun 2022 IODI Aceh mendapatkan medali perak di tingkat nasional, kategori tradisional dance. Dia juga menyebutkan pada Pekan Olahraga Nasional 2024 nanti, ada empat nomor yang bermain.
“Di antaranya breakdance yang terbagi menjadi dua jenis yaitu birdboy dan birdgirl. Selain itu, juga ada k-pop dance yang masuk ke 10 besar di tingkat internasional, dan tradisional dance,” jelasnya.
Dia menjelaskan, meskipun IODI Aceh masih berumur satu tahun, namun telah menorehkan prestasi untuk mengharumkan nama Aceh. Tentunya semua ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak terutama KONI Aceh.
“Terima kasih kepada KONI Aceh yang telah memberi ruang kepada IODI Aceh untuk mengikuti Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda). Pelatda ini sangat berpengaruh terhadap kinerja dan prestasi atlet itu sendiri,” sebutnya.
Dia berharap kepada semua pihak untuk turut mensupport atlet Aceh dalam menghadapi kejuaraan tersebut. Dia menilai, ini sebuah terobosan bagi Aceh untuk bisa hadir di kejuaraan dunia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal yang turut hadir dalam melepas atlet dan pelatih, mengatakan pihaknya selalu mensupport IODI Aceh dalam memperkenalkan Aceh tentang perspektif baru.
Almuniza mengapresiasi keberadaan dance ini. Menurutnya, ini harus digelorakan karena dianggap sesuatu yang unik dan baru.
“Aceh itu penuh dengan kreativitas. Apapun yang berenergi positif, kami akan hadir disitu,” tutupnya. (*)