“Dulu kamu ambil saya di sana, sekarang kamu terlantarkan saya di sini dengan anak-anak. Setelah lulus P3K, kamu ceraikan saya”
Kisah Melda Safitri (33), perempuan asal Aceh Singkil yang viral usai curahan hatinya di media sosial, kini terus menjadi sorotan publik.
Setelah diundang selebgram Shella Saukia ke Banda Aceh, Fitri sapaan akrabnya dijadwalkan berangkat ke Jakarta memenuhi undangan podcast Denny Sumargo.
Ditemui Waspadaaceh.com di Banda Aceh, Jumat (24/10/2025), Fitri tampak lebih tenang. Wajahnya masih menyimpan lelah, namun ada semangat baru di matanya.
“Saya enggak pernah menyangka semuanya bakal viral seperti ini,” katanya pelan.
Fitri mengaku, awalnya ia hanya ingin meluapkan isi hati lewat media sosial, tanpa niat mencari perhatian publik.
“Saya cuma mau menulis apa yang saya rasakan waktu itu. Tapi ternyata banyak juga perempuan lain yang cerita mengalami hal serupa,” ujarnya.
Viralnya kisah Fitri bermula dari unggahan video yang direkam tetangganya dengan akun tiktom Rita S di Aceh Singkil.
Dalam video itu, ia menangis sambil menggendong dua anaknya, berpamitan meninggalkan rumah dan memutuskan kembali ke kampung halamannya di Aceh Selatan.
Ia menulis di akun Facebook pribadinya yang langsung menyebar luas: “Dulu kamu ambil saya di sana, sekarang kamu lantarkan saya di sini dengan anak-anak. Setelah lulus P3K, kamu ceraikan saya.”
Unggahan itu sontak menarik perhatian publik.
Ribuan warganet menyampaikan simpati dan doa. Sebagian menyoroti persoalan moral dan tanggung jawab seorang aparatur negara yang baru saja diangkat sebagai PPPK.
Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil pun memanggil JS (mantan suaminy) Kepala BKPSDM Aceh Singkil, Azman, membenarkan bahwa pihaknya telah memanggil suami Fitri untuk dimintai klarifikasi atas peristiwa tersebut.
“Sudah kami panggil untuk dimintai keterangan. Saat ini masih dalam tahap pemeriksaan internal,” kata Azman saat dikonfirmasi Waspadaaceh.com, Kamis (23/10/2025).
Azman menyebut, status yang bersangkutan masih aktif sebagai PPPK Satpol PP dan WH Aceh Singkil.
“Belum ada pencabutan atau sanksi. Prosesnya masih berjalan sesuai ketentuan,” tambahnya.
Fitri masih mengingat jelas tanggal 15 Agustus 2025 hari saat rumah tangganya runtuh. Menurutnya, pertengkaran kecil soal urusan dapur berujung pada keputusan besar yang tak pernah ia bayangkan.
“Dia pulang kerja marah karena enggak ada ikan. Saya diam saja, enggak mau ribut. Tapi tiba-tiba dia ucapkan tiga kali talak. Saya cuma tertegun,” tuturnya.
Dua hari setelah kejadian itu, tepat 17 Agustus, sang suami menerima surat keputusan pengangkatan sebagai PPPK. Fitri hanya bisa pasrah. Ia merasa perjuangannya selama ini tidak dihargai.
“Sebelum dia diangkat, saya bantu ekonomi rumah tangga. Saya jual sayur, cabai, sampai kosmetik. Uang hasil jualan saya tabung sedikit-sedikit. Saya yang belikan baju Korpri-nya,” katanya sambil menahan air mata.
Namun setelah pengangkatan itu, rumah tangganya justru berakhir. Fitri berusaha mencari keadilan ke Dinas Pemberdayaan Perempuan dan instansi tempat suaminya bekerja, tapi tak membuahkan hasil.
“Jawabannya selalu, ini urusan keluarga,” katanya lirih.
Mediasi pun sempat dilakukan tiga kali di tingkat gampong. Hasilnya, sang suami menandatangani surat pernyataan untuk tetap menafkahi anak-anak dan melunasi utang keluarga.
“Tapi dia tetap bilang tidak mau rujuk. Saya sudah maafkan, tapi saya tidak akan kembali,” ujar Fitri .
Kisah Fitri menarik perhatian banyak kalangan, termasuk selebgram Aceh, Shella Saukia. Ia mengundang Fitri ke Banda Aceh memberi bantuan dan support.
“Beliau peluk saya, bilang jangan menyerah. Diajak makan, dikasih semangat, bahkan diberi bantuan Rp50 juta dan ponsel. Saya sampai nangis waktu itu,” ujar Fitri tersenyum.
Fitri mengaku bantuan itu akan digunakan untuk membuka usaha kecil di bidang skincare atau fashion.
“Saya mau mulai dari nol, demi anak. Saya enggak mau anak saya merasa kehilangan segalanya,” katanya.
Hari ini, Fitri bersiap menuju Jakarta untuk memenuhi undangan podcast Denny Sumargo.
“Saya gugup tapi senang. Mungkin ini cara Allah kasih saya kesempatan untuk bangkit,” ujarnya.
Bahkan, Fitri mengaku sejak videonya viral, banyak akun palsu (fake account) yang memanfaatkan momen itu untuk membuat konten menyesatkan dan bisnis. Tak sedikit pula berita yang beredar di media sosial menyebut perceraiannya disebabkan oleh perselingkuhan.
“Padahal kami tidak pernah ada masalah karena orang ketiga. Kami cekcok karena tekanan mental dan komunikasi yang makin tidak sehat,” ujarnya.
Fitri kini tinggal bersama orang tuanya di Desa Pulo Ie 1, Kecamatan Kluet Utara, Aceh Selatan. Ia mulai menata ulang hidupnya.
“Saya ingin fokus ke anak dan usaha. Biar masa lalu jadi pelajaran,” ujarnya.
Ia berharap kisah yang viral ini bisa menjadi pengingat bagi banyak perempuan agar berhati-hati dalam memilih pasangan dan berani bangkit dari keterpurukan.
“Banyak perempuan yang cerita ke saya, mereka juga pernah disakiti tapi takut bicara. Saya harap mereka jangan diam. Jangan takut kehilangan, karena Allah pasti kasih ganti yang lebih baik,” ucap Fitri. (*)



