Kamis, Desember 11, 2025
spot_img
BerandaAcehKibarkan Bendera Putih, Warga Aceh Tamiang Pasrah: "Kami Tak Tahu Lagi Harus...

Kibarkan Bendera Putih, Warga Aceh Tamiang Pasrah: “Kami Tak Tahu Lagi Harus Minta Bantuan Ke Mana

Kualasimpang (Waspada Aceh) – Setelah hampir dua minggu terjebak banjir bandang yang memusnahkan rumah, lahan pertanian, dan merenggut nyawa, masyarakat Aceh Tamiang, Kamis (11/12/2025), akhirnya mengibarkan “bendera putih” di sepanjang sisi jalan lintas Sumatera di sekitar Kecamatan Karang Baru hingga sekitar kota Kualasimpang.

Simbol penyerahan universal itu dikibarkan warga sebagai pesan kepada negara: mereka tak tahan lagi menghadapi krisis pangan, kesehatan, dan air bersih tanpa bantuan pemerintah.

Seorang relawan yang sudah lima hari membantu korban, menjelaskan, kondisi di daerah agak dalam semakin memprihatinkan.

“Sama sekali tak ada sumber air bersih, baik untuk minum maupun bersuci. Listrik juga belum nyala. Banyak yang kelaparan,” ujar relawan tersebut.

Bantuan yang diterima korban – makanan, minuman, obat-obatan, dan pakaian baru – semuanya berasal dari relawan yang datang sigap dari berbagai kota di Indonesia. Jumlahnya memang terbatas, tetapi itu satu-satunya harapan mereka. Dari pemerintah, sampai hari ini belum ada tanda bantuan yang masuk.

“Saya tidak tahu lagi harus melapor ke mana. Kami menyerah, biar kan negara mau berbuat apa untuk menyelamatkan kami,” kata ibu Tri, seorang warga.

Menurut Tri, mereka sudah tidak bisa apa apa lagi. “Semua alat masak pun sudah hancur pak,” lanjut Tri bersedih.

“Bendera putih itu sebagai sinyal bahwa kami para korban sudah menyerah. Terserah pemerintah nau berbuat apa,” ucap warga lainnya dengan nada bergetar menahan sedih.

Aceh Tamiang termasuk daerah terdampak paling parah oleh bencana ini. Selain korban tewas, ribuan rumah dan kendaraan rusak, lahan pertanian juga terendam lumpur sehingga sulit dipulihkan cepat. Penanganan bencana yang lambat membuat warga semakin putus asa, hingga mereka memutuskan mengibarkan bendera putih – simbol yang menurut hukum internasional berarti penyerahan, gencatan senjata, atau keinginan berdialog.

“Intinya, kami butuh bantuan sekarang juga,” tambah warga tersebut, sambil memandang bendera putih yang bergoyang diterpa angin.

*Sejarah Bendera Putih*

Sejak abad ke-17, bendera putih digunakan sebagai tanda yang mudah dikenali di medan perang, lalu berkembang menjadi simbol perdamaian dan penyerahan.

Di konteks modern seperti ini, termasuk di zona bencana banjir seperti di Aceh Tamiang ini, ia menjadi pesan yang teramat kuat: seorang rakyat yang tak punya daya lagi, menunggu perhatian dari negara yang seharusnya melindunginya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER