Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ketua DPR Aceh sementara, H.Dahlan Jamaluddin, menyebutkan banyak tantangan yang akan dihadapi Pemerintah Aceh ke depan, seperti masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan Maret 2019 angka kemiskinan mencapai 15,32 persen, sedang pengangguran mencapai angka 5,53 persen, lanjut Dahlan ketika menyampaikan pidato perdana usai pelantikan 81 anggota DPRA di gedung dewan, Senin (30/9/2019).
Selain itu, politisi muda dari Partai Aceh ini prihatin, dengan masih tingginya ketergantungan pendapatan Pemerintah Aceh pada Pemerintah Pusat dengan tingkat ketergantungan mencapai 83,2 persen. Artinya, kemandirian anggaran pendapatan pemerintah Aceh hanya 16,98 persen.
“Tantangan tersebut harus mampu kita formulasikan di dalam tugas dan fungsi DPR Aceh yang akan kita laksanakan bersama di masa depan sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” ungkap Dahlan.
“DPR Aceh yakin dan percaya bahwa di bawah kepemimpinan Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, akan menjaga hubungan baik dan harmonis demi rakyat Aceh yang telah memilih kita.”
“Selanjutnya kita juga berharap hubungan baik dan dukungan dari semua pihak, baik Forkopimda, partai politik nasional dan lokal, tokoh agama, tokoh adat, perguruan tinggi negeri dan swasta, okp, ormas, lsm, para insan pers dan tentunya seluruh rakyat Aceh yang kita cintai,” ujar Dahlan.
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, dalam paripurna tersebut mengatakan, atas nama Pemerintahan Aceh, dia berterima kasih pada pimpinan dan segenap anggota dewan periode lalu, yang telah bekerja sama dalam memberikan dukungan kepada Pemerintah Aceh. Selain itu dewan periode 2012-2019 telah mencatat sejarah penting yang sebelumnya tak pernah terjadi.
“Eksekutif dan legislatif telah menyetujui bersama APBA 2020 pada Rabu 25 September 2019 atau dua bulan lebih cepat dari ketentuan yang ada. Melalui forum ini, saya berterimakasih dan apresiasi saya kepada saudara semua,” kata Nova.
Nova berharap hubungan baik dan dukungan kepada pemerintah terus diberikan oleh anggota dewan untuk mencapai pembangunan yang berkesinambungan. Sinergitas dan hubungan harmonis eksekutif dan legislatif, kata Nova, harus senantiasa dijaga karena tujuan penting pembangunan adalah memberikan keadilan ekonomi, sosial dan politik pada rakyat.
Nova yakin anggota dewan periode 2019-2024 dapat melanjutkan estafet dewan dengan baik. “Di luar sana kami yakin, rakyat berada dalam situasi sama dengan kita dan mereka tidak sabar menanti kiprah wakil yang mereka pilih,” kata Nova.
Nova menyebutkan, eksekutif dan legislatif akan terus memperjuangkan agar 2 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) diberikan kepada Pemerintah Aceh oleh pemerintah pusat tanpa batas waktu. Dengan demikian, dana Otonomi Khusus (Otsus) yang dalam aturannya akan berakhir pada tahun 2027 atau 8 tahun mendatang bisa terus berlanjut tanpa batas
“Tidak mudah memang. Tapi kami percaya perjuangan itu tidak mustahil apalagi ditambah dukungan besar rakyat Aceh,” kata Nova.
Selain itu, lanjut Nova, tantangan terberat Pemerintah Aceh di masa mendatang adalah mengatasi dampak bencana alam dan bencana sosial. Pemerintah juga harus memikirkan bersama regulasi untuk menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran, menghilangkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh.
Dalam forum dewan, atas nama Pemerintah Aceh, Nova menyampaikan tekad dan tanggung jawab untuk melakukan akselerasi pembangunan dengan cepat, tepat dan akurat. “Mohon dukungan dari anggota dewan semua,” kata Nova.
Hadir dalam Sidang Paripurna pelantikan anggota DPRA periode 2019/2024 itu,
Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al Haytar, Kasdam, Kajati, Wakapolda dan Sekda Aceh, Taqwallah.
Hadir juga para pimpinan DPRA periode 2014-2019, anggota KPU Pusat, Ilham Sahputra, dan komisioner KIP Aceh. Ketua DPA Partai Aceh dan Sekjen DPA PA, Muzakir Manaf dan Kamaruddin Abubakar alias Abu Razak, juga terlihat hadir.
Selain itu, tampak juga hadir mantan menteri asal Aceh, Azwar Abubakar, mantan Wagub Aceh, M.Nazar, mantan Ketua DPRA, Hasbi Abdullah dan Abu Yus. (B01)