“Masjid Raya Baiturrahman menjadi saksi sejarah dan magnet wisatawan dari seluruh dunia”
Masjid Raya Baiturrahman, yang terletak di pusat Kota Banda Aceh, menjadi destinasi wisata religi utama yang memikat wisatawan domestik maupun mancanegara.
Keindahan arsitekturnya dengan kubah hitam khas, taman asri, serta kolam yang indah, menjadikan masjid ini sebagai daya tarik tersendiri.
Ketika melangkah masuk, pengunjung langsung disambut suasana adem dan ketenangan jiwa yang sulit digambarkan. Hamparan marmer putih yang bersih, tiang-tiang megah dengan aksen hiasan, serta suasana religius.
Masjid ini telah berdiri sejak abad ke-17 dan menjadi saksi sejarah penting Aceh. Sebagai simbol penyebaran Islam di Indonesia dan Asia Tenggara, Masjid Raya Baiturrahman juga menjadi bukti keteguhan masyarakat Aceh melewati berbagai babak sejarah, termasuk konflik dan bencana besar seperti tsunami 2004.
Setelah renovasi besar-besaran pada 2017, masjid ini dilengkapi fasilitas modern seperti parkir bawah tanah, tempat wudhu nyaman, serta 12 payung elektrik raksasa yang mirip dengan Masjid Nabawi di Madinah.
Semua ini menambah kenyamanan bagi para pengunjung, baik yang datang untuk beribadah maupun menikmati keindahan arsitekturnya.
Kepala UPTD Masjid Raya Baiturrahman, Saifan Nur, megatakan bagi rakyat Aceh, Masjid Raya Baiturrahman lebih dari sekadar tempat ibadah. Ia adalah simbol agama, budaya, perjuangan, dan nasionalisme. Suasana spiritual yang tenang di dalam masjid memberikan pengalaman religius mendalam.
Momen Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang berlangsung pada Agustus-September di Aceh-Sumut membawa dampak signifikan pada kunjungan ke Masjid Raya Baiturrahman.
Jumlah pengunjung harian meningkat dua kali lipat selama perhelatan tersebut.
Pihak pengelola, berupaya memberikan pelayanan terbaik agar pengunjung merasakan kenyamanan maksimal, baik untuk beribadah maupun menikmati suasana.
Ikatan Aceh-Malaysia
Bukan hanya wisatawan lokal yang terpikat. Pada Oktober lalu, rombongan Halaqah Al-Qur’an dari Malaysia mengadakan Majelis Khatam Al-Qur’an internasional di masjid ini. Kegiatan tersebut mempererat ukhuwah Islamiah antara masyarakat Aceh dan Malaysia sekaligus menjadi ziarah ke situs-situs bersejarah di Aceh.
“Masjid ini adalah simbol spiritual yang penuh sejarah. Kami merasa terhormat dapat melaksanakan khatam Al-Qur’an di sini,” kata Ustazah Hjh. Nawiya Abu, Pengerusi Persatuan Halaqah Al-Qur’an Malaysia.
Dari Puncak Menara Masjid Raya
Kepala UPTD Masjid Raya Baiturrahman, Saifan Nur, menjelaskan pengunjung dapat menikmati panorama Banda Aceh dari menara yang berada di kompleks masjid. Menara ini memiliki ketinggian sekitar 53 meter dan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan.
Untuk mencapai puncaknya, pengunjung dapat mendatangi area utama menara, di mana tersedia loket pembelian tiket.
Tiket masuk untuk dewasa seharga Rp15 ribu per orang, sedangkan untuk pelajar hanya Rp10 ribu per orang. Dari loket, pengunjung akan naik lift menuju puncak menara yang berada di lantai tujuh.
Salah satu wisatawan, Mona, yang datang dari Padang, Sumatra Barat, mengungkapkan kekagumannya. “Rasanya tidak afdal kalau ke Aceh tanpa singgah di sini. Ada kebanggaan tersendiri bisa menginjakkan kaki di Masjid Raya Baiturrahman,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa menikmati suasana khas Banda Aceh dari puncak menara memberikan pengalaman istimewa baginya.
“Kota ini indah, dan kunjungan ke Masjid Raya Baiturrahman menjadi salah satu momen yang berkesan,” tambahnya.
Masjid Raya Baiturrahman terus menjadi magnet bagi wisatawan, tak hanya sebagai destinasi religi, tetapi juga tempat yang menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung.
Dengan keindahan, fasilitas modern, serta nilai sejarahnya, masjid ini terus memikat hati semua orang yang datang. Bagi Aceh, Masjid Raya Baiturrahman adalah warisan berharga dan simbol keteguhan yang tak lekang oleh waktu. (*)