“Selama Ramadhan kanji rumbi jadi takjil favorit dan banyak dibagikan secara gratis kepada masyarakat setempat”
———-
Kanji rumbi, bubur bercita rasa rempah khas Aceh ini kerap dijajakan setiap bulan Ramadhan. Sebulan dalam setahun, di negeri Serambi Mekkah, kita akan menemukan kanji rumbi diolah dalam belanga besar.
Dari belanga tersebut, tercium aroma rempah nan kuat merekah. Aroma tersebut berasal dari perpaduan beras, cengkeh, buah pala dan kayu manis yang jadi adonan utama kanji rumbi.
Seperti yang terlihat di area belakang Masjid Al Furqan Gampong Beurawe, Banda Aceh. Beragam wadah dengan berbagai warna dan ukuran tertata rapi di atas meja panjang.
Wadah-wadah itu, diletakkan oleh warga sekitar untuk menampung kanji rumbi,
kuliner khas Aceh yang penuh rempah yang bisa dinikmati sebagai hidangan untuk berbuka puasa.
Selama Ramadhan, kanji rumbi di Gampong Beurawe dibagikan secara cuma-cuma kepada seluruh masyarakat setempat. Saat ini, memasak kanji rumbi sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi warga Beurawe sejak zaman dahulu.
Pantauan Waspadaaceh.com Selasa, (27/3/2023), pukul 15:16 Budi Dharma, 50, yang akrab disapa Bang Agam itu bersama tim lainnya tampak sedang sibuk menuangkan kanji rumbi ke dalam masing-masing wadah.
Budi Dharma, salah satu koki andalan di masjid ini yang piawai meracik bumbu kanji rumbi. Selama proses pembuatan kanji rumbi, ia pun kerap mengajak pemuda kampung untuk menemaninya.
Ia menyebutkan, proses memasak kanji rumbi menghabiskan waktu dua hingga tiga jam sebelum kanji rumbi siap dibagikan kepada warga.
Bahan-bahan kanji rumbi terdiri dari beras, santan, sayur-sayuran seperti wortel, kentang, dan daun seledri. Sementara bumbu yang dihaluskan berupa bawang merah, bawang putih, jahe, jintan, ketumbar, dan merica. Tak ketinggalan rempah-rempah yang menguatkan rasa dan menebarkan aroma seperti cengkeh, serai, pala, pandan, dan kemangi.
Suwiran ayam atau udang juga kerap hadir untuk menambah cita rasa kelezatan kanji rumbi. Saat penyajian, kanji rumbi mendapat tambahan bawang goreng yang semakin menggugah selera.
Pembuatan kanji rumbi ini menggelontorkan dana sebesar Rp1,6 juta sekali masak. Dana yang diperoleh berasal dari donatur dan swadaya masyarakat.
Bermodalkan uang tersebut, kanji rumbi diolah dalam dua kuali raksasa yang dapat menampung lebih dari 200 mangkuk.
“Kanji rumbi ini kita siapkan dua kuali, satu kuali untuk bekal berbuka dan tadarus jamaah Masjid Al-Furqan Beurawe. Sedangkan satu lagi dibagikan kepada masyarakat,” jelasnya.
Beberapa saat sebelum azan Asar berkumandang, satu per satu warga berdatangan ke kompleks Masjid Al-Furqan, untuk melihat apakah wadah yang mereka titipkan untuk menampung kanji rumbi sudah terisi.
Darmiati, 59, salah satu warga Beurawe mengaku selama Ramadhan tidak pernah absen untuk mendatangi kompleks Masjid Al-Furqan untuk mendapat semangkuk penganan khas Ramadhan itu. Momen menikmati kanji rumbi ini sering ia rindukan ketika bulan Ramadhan tiba.
“Hana absen, selama buleun puasa beuna pajoeh kanji rumbi, (tidak ada absen, selama bulan puasa setiap hari harus ada kanji rumbi ini),” kata Darmiati.
Selain memiliki rasa yang lezat, kanji rumbi juga memiliki khasiat bagi kesehatan. Rempah-rempah yang dicampur sebagai bagian dari bumbunya, dapat menjadi obat untuk manghangatkan badan dan menghilangkan rasa masuk angin dalam tubuh.
Kanji Rumbi selain tersedia gratis di beberapa masjid seperti Masjid Al-Furqan Gampong Beurawe, Banda Aceh, masyarakat juga bisa membelinya di beberapa lapak takjil musiman selama Ramadhan.
Masyarakat bisa memburu kanji rumbi di Jalan Tgk Pulo Dibaroh, Kampung Baru atau depan Rujak Aceh Garuda, menjadi salah satu lokasi takjil terpadat. Selain lokasinya berdekatan dengan Pasar Aceh, hampir seluruh menu takjil khas Aceh ada di sini. (*)
Waspada Aceh on TV