Banda Aceh (Waspada Aceh) – Bandar Publishing bekerjasama dengan LKKI dan PUSKASID UIN Ar-Raniry Banda Aceh, akan membedah buku karya Ramli Cibro yang berjudul “Rekontruksi Pemikiran Kamaruzzaman Bustamam Ahmad (KBA); dari Islam Politik ke Acehnologi 1996-2018,” Senin (23/9/2019) di Gedung A Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Ketua Panitia, Zahlul Pasha menyebutkan, bedah buku dan diskusi publik ini mengapresiasi gagasan Ramli Cibro, alumni pascasarjana UIN Ar-Raniry yang berupaya merekonstruksi jejak pemikiran akademisi di Aceh seperti KBA. Diskusi itu merupakan kerjasama LKKI (Lembaga Kajian Konstitusi Indonesia) dan PUSKASID (Pusat Kajian Stragis Islam Sains Modern) UIN Ar-Raniry.
“Ini bentuk kontribusi kami menghargai Ramli Cibro sekaligus untuk memberi ruang kepada publik memberikan masukan dan kiritikan terhadap buku yang sudah beredar ini,” ujar Zahlul yang juga dosen FSH UIN Ar-Raniry, Sabtu (21/9/2019).
Selain menghadirkan Ramli Cibro, bedah buku nanti juga akan menghadirkan peneliti Affan Ramli. “Bahkan kita juga menghadirkan KBA, sosok yang jadi objek kajian buku tersebut.”
Lima Fase Pemikiran KBA
Ramli Cibro, dalam buku setebal 354 halaman ini membagi periodisasi pemikiran KBA ke dalam lima fase. Yakni fase Islam Politik pada periode 1996-2005, lalu fase Studi Kawasan (2005-2009), fase Strategi dan Studi Petahanan Keamanan (2009-2011), fase Frikatifisasi Ilmu (2011-2018), dan terakhir fase Acehnologi hingga fase Masa Depan Dunia.
Pengantar buku ini, Zulhelmi, yang juga dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry menyebutkan, KBA adalah sosok yang dinanti-nantikan oleh Aceh. KBA diharapkan akan menjadi ikon generasi Aceh kontemporer, karena kekuatan akademik dan daya nalar yang dimilikinya.
“Ia sangat representatif, dan kita harapkan bisa berperan di pentas nasional, bahkan internasional,” ujarnya.
Zulhelmi berharap gagasan-gagasan besar KBA bisa didukung dan dikembangkan oleh para akademisi lain.
“Ramli Cibro maju satu langkah dalam merekontruksi pemikiran akademisi Aceh ini,” tulis Zulhelmi dalam pengantarnya. (Fuadi)