Tapaktuan (Waspada Aceh) – Sejumlah nelayan tradisonal di Tapaktuan, Aceh Selatan, membatalkan untuk pergi mencari ikan di laut, akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menggangu jarak pandang mereka.
Demikian disampaikan seorang nelayan, Mufizal, 46, asal Lhok Bengkuang kepada Wasapdaaceh.com, Senin (23/9/2019), saat ditemui di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), Tapaktuan, Aceh Selatan.
Dia mengatakan, terjadinya kabut asap di wilayah Aceh Selatan sangat berpengaruh bagi nelayan dalam melaut, karena jarak padang jadi terganggu. Apalagi bagi nelayan tradisonal yang tidak menggunakan GPS ataupun satelit.
“Biasanya kami pergi ke laut dengan jarak rata-rata 8 mil. Tetapi dalam dua hari ini kami tidak berani ke laut karena takut tidak tahu arah kembali ke darat. Kalaupun ada, nelayan hanya melaut pada jarak 1 mil,” ujarnya.
Akibatnya, hasil tangkapan ikan berkurang dari biasanya, dan ekonomi sejumlah nelayan juga menurun karena libur melalut sejak dua hari terakhir.
“Kita harap kabut asap ini dapat teratasi dengan cepat. Kami nelayan belum mendapatkan masker dari Dinas Kesehatan Aceh Selatan atau UPTD Pukesmas,” pungkansya, ketika ditanya tentang pembagian masker.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan, Cut Syazalisma, menjelaskan kabut asap sudah melanda sejumlah wilayah Aceh Selatan diperkirakan berasal dari Riau dan Jambi.
“Kondisi ini diperkirakan akan berubah-ubah sebagaimana arah angin,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan telah menginstruksikan UPTD Puskesmas di seluruh Aceh Selatan bergerak cepat dan siaga dalam penyediaan masker dan pelayanan gangguan pernafasan jika terdapat keluhan masyarakat.(Faisal)