Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Diskop UKM) Aceh, Zulkifli, mengungkapkan sejumlah tantangan yang masih dihadapi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Aceh.
Mulai dari rendahnya literasi digital dan ekonomi, terbatasnya akses permodalan, hingga lemahnya kemampuan promosi dan pengemasan produk.
Hal itu disampaikan Zulkifli dalam Rapat Koordinasi Persiapan dan Sosialisasi Sensus Ekonomi 2026 yang digelar di Hermes Hotel, Banda Aceh, Selasa (28/10/2025).
“Banyak pelaku usaha belum memahami pentingnya literasi ekonomi dan digital. Padahal, kalau mau maju, harus rajin membaca dan belajar mengelola usaha dengan baik,” ujar Zulkifli.
Menurutnya, hingga tahun 2025, jumlah UMKM di Aceh mencapai 624.477 unit, yang terdiri dari 622.350 usaha mikro, 1.839 usaha kecil, dan 288 usaha menengah.
Meski jumlahnya besar, sebagian pelaku usaha masih menghadapi kesulitan dalam mengembangkan produk dan memperluas pasar.
“Banyak produk UMKM belum tersertifikasi dan belum memiliki kemasan yang menarik. Padahal, tampilan produk menjadi faktor penting dalam menarik minat konsumen,” kata Zulkifli.
Ia menambahkan, keterbatasan akses permodalan juga menjadi persoalan klasik. Banyak pelaku usaha tidak memiliki aset atau jaminan yang cukup untuk mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan. Selain itu, pendampingan usaha di tingkat daerah masih minim.
“Koperasi dan UMKM sering bergantung pada bantuan luar tanpa membangun kemandirian. Padahal, yang paling penting adalah bagaimana mereka bisa mengelola usaha secara berkelanjutan,” ujarnya.
Sebagai bagian dari upaya penguatan kelembagaan, Diskop UKM Aceh akan menggelar pelatihan bagi pengurus Koperasi Desa Merah Putih (KDNP) pada 5 November mendatang.
Pelatihan ini ditujukan untuk memperkuat kapasitas manajemen koperasi serta meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Selain itu, pemerintah Aceh juga mendorong digitalisasi layanan dan pengembangan gerai koperasi di berbagai kabupaten/kota. Program tersebut diharapkan dapat memperluas jaringan pemasaran dan mempermudah akses produk lokal ke pasar nasional.
“Pembangunan ekonomi tidak hanya fokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada infrastruktur ekonomi dan sosial. Koperasi dan UMKM adalah tulang punggung ekonomi rakyat yang harus terus diberdayakan,” kata Zulkifli. (*)



