Minggu, Agustus 17, 2025
spot_img
BerandaJuha Christensen: Pendidikan Senjata Anak Muda untuk Jaga Damai Aceh

Juha Christensen: Pendidikan Senjata Anak Muda untuk Jaga Damai Aceh

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Dua dekade setelah tercapainya perjanjian damai antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, nama Juha Christensen tetap melekat sebagai salah satu sosok kunci di balik lahirnya kesepakatan bersejarah itu.

Dalam wawancara khusus bersama Waspada Aceh, Juha menegaskan pesan penting, pendidikan adalah senjata utama anak muda untuk menjaga masa depan damai Aceh.

“Untuk anak muda, apakah di SD, SMP, SMA, atau kuliah, pendidikan itu sangat penting. Itu adalah dasar bagi masa depan semua daerah, termasuk Aceh. Kita harus fokus penuh pada itu,” kata Juha saat ditemui Waspada Aceh, Sabtu (16/8/2025).

Juha, aktivis perdamaian asal Finlandia yang bersama Martti Ahtisaari menginisiasi perundingan RI-GAM, menyebut investasi pendidikan layaknya menabung di bank.

Bekal ilmu dan keterampilan akan menguatkan generasi muda agar damai tidak berhenti pada berhentinya konflik, melainkan membawa Aceh ke arah kesejahteraan.

Dalam pandangan Juha, sejarah dunia membuktikan bahwa konflik bisa muncul kapan saja. Namun Aceh sudah memberi teladan, bahwa jalan dialog dan musyawarah lebih bermartabat ketimbang mengangkat senjata.

“Kita tidak mau konflik bersenjata terulang lagi. Jalan terbaik adalah dialog. Tidak ada opsi lain,” tegasnya.

Meski begitu, ia mengakui masih ada pekerjaan rumah dalam implementasi MoU Helsinki. Juha menilai capaian damai Aceh saat ini sudah sekitar 85–90 persen. Sisanya, menurut dia, bergantung pada kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah untuk menyempurnakan butir-butir perjanjian.

Kemiskinan Jangan Jadi Pemicu Baru

Isu kemiskinan yang masih membayangi Aceh juga mendapat sorotan Juha. Ia menegaskan, kondisi itu tidak boleh lagi menjadi pintu masuk lahirnya konflik baru.

“Itu tanggung jawab pemerintah daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Jangan hanya menunggu bantuan dari pemerintah pusat. Aceh punya banyak potensi. Kalau kita rajin bekerja dan berpikir positif, Aceh pasti maju,” ujarnya.

Generasi Muda, Penjaga Damai Aceh

Bagi Juha, kunci keberlanjutan damai Aceh ada di tangan generasi muda. Mereka lahir dan tumbuh di era tanpa konflik, tapi memikul beban menjaga perdamaian agar tidak lagi runtuh.

“Damai adalah jalan satu-satunya. Tidak ada pilihan lain selain melanjutkannya,” tuturnya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER