Banda Aceh (Waspada Aceh) – Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Ayu Candra Febiola Nazuar, mengakui tidak adanya izin dari orangtua (ayah) menjadi kendala menuntaskan polio di Aceh.
Padahal, kata Ayu atau yang akrab disapa Ayu Marzuki, Pemerintah Aceh berserta stakeholder terus melakukan pencegahan penyakit polio di Aceh, sejak Aceh ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) polio. Namun sayangnya, saat menjalankan program pihaknya mendapat hambatan.
“Kendalanya terjadi penolakan dari ayah, sehingga diharapkan pengertiannya untuk memberi izin kepada putra-putrinya bisa vaksin polio,” sebut Ayu menjawab Waspadaaceh.com di Restoran Meuligoe Gubernur Aceh, Kamis (15/12/2022).
Lebih lanjut, Ayu menyebutkan salah satu program dalam menuntaskan polio di Aceh adalah dengan memberikan polio tetes terhadap anak, namun nantinya akan dilanjutkan dengan polio suntik.
Jadi dia mohon pengertian dari seorang ayah untuk mendukung penyaluran vaksin polio demi kesehatan anak-anak di Aceh.
“Nah kadang-kadang anak-anak memiliki beberapa reaksi setelah vaksin seperti demam, biasanya orang tua khawatir padahal itu reaksi yang wajar karena reaksi dari kekebalan, padahal ini malah yang bagus, kan lebih baik demam sehari tapi proteksi selamanya,” jelasnya.
Dia berharap semua ayah khususnya di Aceh untuk memahami betul-betul bahaya polio yang dapat menyebabkan otot mengecil, menyerang saraf, bahkan bisa berujung kematian. Selain itu, hal penting yang harus diketahui, munculnya penyebaran virus ini.
Menurutnya, penyebab virus polio ini muncul kembali, rendahnya cakupan imunisasi, kebiasaan masyarakat yang BAB disungai dan lain-lain. Untuk itu, Ayu menyarankan kepada masyarakat di Aceh untu menggunakan air bersih dan pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Saat ini kata Ayu, Tim PKK Aceh selaku mitra Pemerintah Aceh terus melakukan sosialisasi masif tentang polio, baik terkait bahaya maupun pencegahannya. (*)