Rabu, April 23, 2025
spot_img
BerandaAcehIWD 2025: Perempuan Harus Dilibatkan dalam Setiap Aspek Pembangunan

IWD 2025: Perempuan Harus Dilibatkan dalam Setiap Aspek Pembangunan

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Peringatan Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day/IWD) 2025 diharapkan menjadi momentum bagi perempuan untuk semakin berdaya dan memiliki peran yang lebih setara dalam pembangunan.

Direktur Flower Aceh, Riswati, menegaskan bahwa perempuan harus mendapatkan akses yang sama dalam berbagai bidang, baik di keluarga, komunitas, hingga pemerintahan.

“Tahun ini, tema akselerasi partisipasi perempuan menjadi pengingat bahwa perempuan harus diberi ruang seluas-luasnya untuk terlibat dalam proses pembangunan. Tidak boleh ada yang tertinggal, termasuk perempuan dari kelompok marginal seperti lansia, penyandang disabilitas, dan perempuan di daerah pedesaan,” ujar Riswati dalam peringatan IWD 2025 di kantor Flower Aceh, Sabtu (8/3/2025).

Selama ini, Flower Aceh telah aktif dalam berbagai program pemberdayaan perempuan, khususnya melalui pendampingan perempuan akar rumput di berbagai daerah di Aceh. Lembaga ini tidak hanya memberikan edukasi tentang hak-hak perempuan tetapi juga mendukung mereka dalam mengakses layanan kesehatan, ekonomi, serta keterlibatan dalam pengambilan keputusan di tingkat komunitas.

Selain itu, Flower Aceh juga mengadakan pelatihan yang melibatkan tokoh adat dan tokoh agama untuk membangun kesadaran tentang pola hidup sehat serta pentingnya perlindungan anak. Riswati menegaskan bahwa pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk upaya mencegah perkawinan anak, harus menjadi tanggung jawab bersama.

Masih Hadapi Ketimpangan

Meski kesadaran terhadap hak-hak perempuan semakin meningkat, tantangan besar masih dihadapi, terutama karena budaya patriarki yang menghambat kesetaraan gender. Menurut Riswati, perempuan masih sering dianggap sebagai pihak kedua dalam berbagai keputusan, baik di lingkungan keluarga maupun di tingkat kebijakan publik.

“Perempuan harus diberikan akses yang setara dalam pendidikan, ekonomi, serta pengambilan keputusan. Ini bukan sekadar isu individu, tetapi juga berpengaruh pada pembangunan secara keseluruhan,” tambahnya.

Dalam peringatan IWD 2025 ini, Flower Aceh bersama jaringan PERMAMPU menggelar diskusi dan refleksi yang melibatkan lebih dari 400 perempuan dari delapan provinsi. Kegiatan turut disaksikan secara hybrid.

Para peserta membahas berbagai langkah untuk mempercepat kesetaraan gender, termasuk melalui kebijakan pemerintah, peran media, serta dukungan dari tokoh agama dan adat.

Acara ini juga menyoroti 12 isu kritis perempuan, seperti kemiskinan, kesehatan, kekerasan berbasis gender, dan keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan.

“Kita ingin memastikan bahwa tidak ada perempuan yang tertinggal dalam pembangunan. Komitmen untuk kesetaraan harus terus diperkuat, baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha,” tutup Riswati.

Melalui peringatan ini, diharapkan semakin banyak upaya nyata untuk memastikan perempuan dapat berpartisipasi secara penuh dan setara dalam berbagai aspek kehidupan. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER