Banda Aceh (Waspada Aceh) — Meskipun sudah 20 tahun perdamaian Aceh, kelompok rentan di Aceh, seperti disabilitas, korban konflik, perempuan, lansia, dan masyarakat marginal lainnya, masih menjadi persoalan.
Koordinator Koalisi Masyarakat Sipil untuk Transparansi, Inklusi, dan Demokrasi (Aspiras), Norma Manalu, menegaskan pentingnya perhatian serius terhadap isu ini, khususnya menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan datang.
Hal ini disampaikan usai acara Duek Pike di Orion Hall, Aceh Besar, Kamis (21/11/2024), yang mengusung tema “Merancang Demokrasi Inklusif: Menguatkan Suara Kelompok Rentan dalam Pilkada Aceh”.
Norma mengungkapkan pembangunan Aceh selama ini belum sepenuhnya dirasakan oleh kelompok rentan, terutama dalam hal akses layanan dasar, kesempatan ekonomi, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan.
“Dalam 20 tahun perdamaian, banyak kelompok rentan yang masih banyak persoalan,” ujarnya.
Menurut Norma, ruang diskusi seperti ini penting agar calon pemimpin dapat mendengarkan langsung tantangan yang dihadapi kelompok rentan.
Ia berharap isu ini dapat menjadi bagian dari program strategis calon pemimpin Aceh yang terpilih, dan diterapkan dalam kebijakan selama lima tahun kepemimpinan.
Norma juga berharap kebijakan dan program yang diusulkan mencakup perlindungan dan pemenuhan hak kelompok rentan secara konkret, dan dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh agar dapat direalisasikan oleh dinas terkait.
“Banyak program bagus yang tidak terlaksana dengan baik di lapangan dan tidak tepat sasaran,” katanya.
Acara Duek Pike juga membahas empat isu strategis di Aceh: lingkungan, tata kelola layanan dasar, partisipasi, serta perdamaian dan HAM.
Panelis memberikan gambaran kondisi yang dihadapi kelompok rentan, sementara perwakilan tim pemenangan calon pemimpin memberikan tanggapan terhadap isu-isu tersebut, merujuk pada visi, misi, kebijakan, dan program mereka untuk melindungi dan memenuhi hak kelompok rentan. (*)