Banda Aceh (Waspada Aceh) – Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tercatat sebagai penyumbang pengangguran tertinggi di Aceh pada Februari 2025.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan SMK mencapai 10,76 persen, jauh lebih tinggi dibanding jenjang pendidikan lainnya.
“Selama tiga tahun terakhir, distribusi pengangguran menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan didominasi oleh tamatan SMK,” kata Plt Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin, kepada Waspada Aceh, Kamis (24/7/2025).
Tasdik menilai, fakta ini menjadi bahan evaluasi bagi dunia pendidikan vokasi di Aceh.
Menurut Tasdik, tingginya angka pengangguran lulusan SMK di Aceh lebih banyak dipengaruhi oleh ketidakcocokan kompetensi dengan kebutuhan industri dan minimnya lapangan kerja sesuai bidang keahlian.
Dengan lapangan kerja pekerjaan yang terbatas, mereka harus bersaing dengan lulusan lain seperti sarjana.
“Mereka juga masih berharap menjadi pekerja formal, peluang usaha mandiri sesuai keahlian mereka belum diupayakan secara optimal. Untuk mendorong ini, perlu intervensi dan kolaborasi berbagai pihak,”jelasnya.
Sebaliknya, kelompok dengan TPT terendah justru berasal dari lulusan SD ke bawah (2,20 persen) dan SMP (2,41 persen).
TPT Aceh Masih di Atas Nasional
Secara keseluruhan, jumlah pengangguran di Aceh per Februari 2025 tercatat sebanyak 149 ribu orang, atau setara dengan TPT sebesar 5,50 persen. Meski angka ini menurun tipis dari tahun sebelumnya (5,56 persen), TPT Aceh masih berada di atas rata-rata nasional yang hanya 4,76 persen.
Distribusi pengangguran juga menunjukkan ketimpangan dari sisi gender, tempat tinggal, dan wilayah.
TPT laki-laki tercatat naik signifikan menjadi 6,49 persen dari 5,38 persen pada tahun sebelumnya.
Sebaliknya, TPT perempuan justru menurun drastis dari 5,88 persen menjadi 3,91 persen.
“Artinya, dalam satu tahun terakhir lebih banyak perempuan yang terserap ke dunia kerja. Ini patut dicermati sebagai sinyal positif partisipasi perempuan,” kata Tasdik.
Pengangguran di Kota Lebih Tinggi
Pola pengangguran di Aceh juga memperlihatkan kecenderungan yang konsisten: wilayah perkotaan memiliki angka pengangguran lebih tinggi. Per Februari 2025, TPT di kota mencapai 7,28 persen, sementara di desa hanya 4,41 persen.
“Urbanisasi yang tidak diimbangi lapangan kerja cukup bisa memicu ledakan pengangguran di kota,” tutur Tasdik.
Dengan pengangguran mendekati angka 150 ribu jiwa, BPS mendorong adanya upaya terintegrasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, dunia pendidikan, dan sektor swasta, untuk menekan pengangguran secara berkelanjutan. (*)