Selasa, Januari 14, 2025
spot_img
BerandaEkonomiInvestasi Aceh Capai 6,8 Triliun di Triwulan 3, DPMPTSP Petakan Tantangan dan...

Investasi Aceh Capai 6,8 Triliun di Triwulan 3, DPMPTSP Petakan Tantangan dan Peluang

Banda Aceh (Waspada Aceh)– Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh telah memetakan sejumlah hambatan yang menghalangi laju investasi di Aceh.

Meskipun realisasi investasi pada tahun 2023 melebihi target dengan pencapaian 12,5 triliun, pencapaian tahun 2024 masih tertinggal jauh dari target yang ditetapkan, yakni baru mencapai 6,8 triliun atau sekitar 61 persen.

Plh Kepala DPMPTSP Aceh, Feriyana mengatakan hingga Desember 2024, realisasi investasi baru mencapai 6,8 triliun atau sekitar 61 persen dari target yang ditetapkan sebesar 11,13 triliun. Dia berharap, dengan pemetaan hambatan dan potensi yang telah dilakukan, capaian tersebut dapat ditingkatkan pada triwulan keempat.

Hal itu disampaikan dalam diskusi bertajuk “Realisasi Investasi Aceh Tahun 2024 dan Peluang Investasi Tahun Mendatang” digelar Jurnalis Ekonomi Aceh (JEA), Senin (16/12/2024)

Beberapa hambatan utama yang telah dipetakan oleh DPMPTSP Aceh mencakup masalah regulasi, tata ruang, serta ketersediaan lahan.

“Kendala ketika investor akan menanamkan modalnya ke Aceh itu juga sangat tergantung kepada ketersediaan lahan yang clean dan clear,” tuturnya

Feriyana mengungkapkan bahwa banyak kawasan yang sudah dibebaskan untuk investasi, namun terkendala oleh status tata ruang yang tidak sesuai, seperti yang terjadi pada rencana pembangunan pabrik minyak goreng di Bireuen.

“Kami terus mendorong kabupaten/kota untuk menyesuaikan tata ruang dan segera mengusulkan RDTR agar peluang investasi bisa terbuka,” ujar Feriyana.

Selain itu, kebijakan moratorium pendirian pabrik semen yang diterapkan oleh pemerintah pusat juga menghambat sejumlah proyek potensial seperti di Aceh Selatan.

Feriyana berharap, dengan adanya pemerintahan baru, kebijakan ini dapat dicabut atau dilonggarkan untuk mendukung berkembangnya investasi di sektor-sektor terkait.

Sektor-sektor unggulan seperti listrik, gas, dan telekomunikasi masih mendominasi investasi di Aceh. Namun, sektor perkebunan dan perikanan menunjukkan potensi besar dengan menduduki urutan kedua dalam penambahan nilai investasi.

Oleh karena itu, sektor-sektor seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan perlu digerakkan lebih lanjut untuk mempercepat pertumbuhannya, karena sektor-sektor ini berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan investasi di Aceh.

Meski demikian, hilirisasi produk, terutama pada sektor perkebunan kelapa sawit, masih menjadi tantangan besar. Salah satunya adalah upaya membangun pabrik minyak goreng di Aceh untuk mengoptimalkan bahan baku kelapa sawit yang melimpah.

Selain itu, tingginya upah tenaga kerja di Aceh turut mempengaruhi daya saing investasi di sektor-sektor yang membutuhkan banyak tenaga kerja.

Feriyana menambahkan bahwa sektor pariwisata, khususnya pariwisata Islami dan berkelanjutan, juga memiliki potensi besar, dengan daerah seperti Sabang dan Aceh Tengah sebagai fokus utama.

Dalam upaya menarik investor, Pemerintah Aceh telah menjalin kerjasama internasional dengan Hong Kong untuk mengembangkan pariwisata Islami di Aceh.

Dengan pemetaan hambatan dan potensi investasi yang lebih baik, DPMPTSP Aceh berkomitmen untuk terus memfasilitasi dan mempercepat realisasi investasi di provinsi ini, meskipun berbagai tantangan masih harus dihadapi. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER