Jumat, September 20, 2024
BerandaAcehIbnu Hajar Terhadap Sosok Karimansyah: "Ku Atas Mupucuk Lemi, Ku Bumi Mujantang...

Ibnu Hajar Terhadap Sosok Karimansyah: “Ku Atas Mupucuk Lemi, Ku Bumi Mujantang Tegep”

Takengon (Waspada Aceh) – Tokoh Gayo yang juga mantan Sekda Aceh Tengah, Ibnu Hajar Laut Tawar, memberikan pandangannya terhadap Karimansyah, yang pernah menjadi bawahannya di pemerintahan.

Keduanya kini berstatus mantan Sekda Aceh Tengah, di periode yang berbeda.

Menurut Ibnu Hajar, Karimansyah sosok orang baik, dan pas untuk “dipakai” dalam bekerja, mengikuti perkembangan serta mampu merangkul.

“Kuatas mupucuk lemi, ku bumi mujantang tegep, ku kuwen pane mujangko, ku kiri pane munawen. (Begitulah, kalau dalam bahasa Gayo, sosok Karimansyah),” kata Ibnu Hajar, beberapa waktu lalu.

Ibnu Hajar berpendapat, menurut kajian ilmu sosial dan pendekatan kemasyarakatan, Bardan Sahidi merupakan orang yang memiliki ilmu sosial dan mudah berbaur dengan masyarakat.

“Sedangkan Karimansyah merupakan orang yang telah dikenal masyarakat. Jadi, apabila keduanya dipadukan di mana satu punya modal sosial dan yang satunya punya modal kepercayaan, maka tidak menemukan kesulitan untuk menempuh kontestasi ini,” terang Ibnu Hajar.

Melihat kondisi Aceh Tengah saat ini, yang menurut banyak kalangan sedang tidak baik-baik saja, Ibnu Hajar menjawabnya dengan pepatah Gayo.

“Kalau akal sudah berjamaah, ilmu sudah mudarus kalau dengan musyawarah, semua masalah akan dapat diselesaikan,” katanya.

“Dan Kariman, orang yang mau bermusyawarah, dan tidak duyus (akal diri tidak temus, akal jema gere lulus). Kariman bukan itu tipenya, dia adalah orang yang menerima sepanjang saran itu positif,” tambahnya.

Ia pun berharap, jika terpilih nantinya pasangan Beriman (Bersama Bardan-Kariman), Aceh Tengah dapat menjadi lebih baik.

“Kedua pasangan ini, bisa saling mengingatkan. Kariman bisa mengingatkan Bardan. Minsalnya begini, win ingetko ke pesan edet, maka Bardan harus teringat, mana yang hak dan mana yang bathil,” katanya.

“Tapi, kalau orang yang kurang memahami agama dan kurang memahami edet, itu musthahil bisa teratasi. Di pasangan Beriman ini, kita lihat ada potensi, jika ada yang bekerja di luar garis, maka kita akan mudah mengingatkannya,” demikian Ibnu Hajar. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER