Sabtu, September 13, 2025
spot_img
BerandaAcehHunting Bareng Riza Marlon, Belajar Motret Satwa di Mangrove Park Lampulo

Hunting Bareng Riza Marlon, Belajar Motret Satwa di Mangrove Park Lampulo

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Puluhan peserta mengikuti kegiatan hunting dan sharing fotografi satwa liar bersama Riza Marlon, jurnalis foto satwa Indonesia, di Mangrove Park Lampulo (MPL), Banda Aceh, Sabtu (13/9/2025).

Rubama, leader Aceh Birder mengatakan kegiatan ini dirancang untuk memperluas cara pandang peserta terhadap fotografi satwa. Ia menyebut, dokumentasi satwa dapat dilakukan dengan peralatan sederhana dan di lingkungan sekitar.

“Dengan teknologi hari ini semua orang bisa terlibat. Misalnya di kawasan mangrove ini, banyak sekali objek satwa yang bisa kita abadikan. Dokumentasi satwa bisa menjadi wadah edukasi,” katanya.

Riza Marlon, yang sudah lebih dari 30 tahun mendokumentasikan satwa liar, menekankan pentingnya peran fotografi dalam konservasi.

“Kenapa memotret satwa penting? Karena keberadaan satwa sangat vital. Kalau tidak kita dokumentasikan, bisa saja suatu saat hanya tinggal sejarah. Foto satwa menjadi bukti adanya keanekaragaman hayati sekaligus pengingat akan ancaman yang mereka hadapi,” ujarnya.

Dalam sesi hunting, peserta berhasil mengabadikan sejumlah satwa. Usai pemotretan, karya para peserta ditampilkan dan mendapat masukan langsung dari Riza. Ia juga membagikan pengalamannya meliput satwa liar di berbagai daerah di Indonesia.

Pada kesempatan itu Pimpinan Pengelola Mangrove Park Lampulo Surya Dharma, , turut menjelaskan mangrove berperan penting menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. “Selain sebagai habitat burung, mangrove melindungi pantai dari abrasi, menjadi tempat ikan berkembang biak, sekaligus mendukung penghidupan masyarakat nelayan,” tuturnya.

MPL yang berdiri di atas lahan 11 hektare kini menjadi rumah bagi puluhan jenis burung dan satwa lain. Surya berharap kawasan ini dapat menghubungkan edukasi, konservasi, dan aktivitas masyarakat. “Mangrove Park Lampulo bisa menjadi ruang belajar bersama, terutama bagi generasi muda, agar mereka mengenal keanekaragaman hayati di sekitar kita,” tambahnya.

Sebelumnya, Aceh Birder juga meluncurkan buku berjudul Burung-burung Aceh karya Rubama dan Agus Nurza di Escape Café, Banda Aceh, Jumat (12/9/2025).

Buku tersebut mendokumentasikan keragaman burung di Aceh sekaligus menjadi bahan edukasi konservasi bagi masyarakat luas.

Salah seorang peserta, Wahyu Majiah, mengaku antusias mengikuti kegiatan ini. Ia rela masuk lumpur, menikmati kicauan burung, sekaligus belajar langsung cara memotret satwa. “Ini pengalaman yang seru, bisa belajar langsung sambil merasakan suasana alamnya,” ujarnya.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Aceh Birder dan Yayasan HAkA serta turut melibatkan berbagai komunitas, seperti Pewarta Foto Indonesia (PFI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh, Komunitas Fotoyu, Geo Nusantara Aceh, Forum Jurnalis Lingkungan (FJL), Forum Konservasi Leuser (FKL), kelompok AMB alias Aneuk Miet Beuteng dari Gampong Nusa, akademisi, serta mahasiswa. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER