Minggu, Juni 1, 2025
spot_img
BerandaNasionalHari Lansia 2025: Permampu Dorong Pemenuhan Hak Kesehatan Perempuan Lansia

Hari Lansia 2025: Permampu Dorong Pemenuhan Hak Kesehatan Perempuan Lansia

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Jumlah lansia terus meningkat, tapi perempuan lansia masih sering kesulitan mengakses layanan kesehatan, terutama kesehatan seksual dan reproduksi.

Isu ini jadi perhatian utama peringatan Hari Lansia Nasional setiap 29 Mei. Tahun ini, perayaan digelar Konsorsium Perempuan Sumatera Mampu (Permampu) bersama delapan organisasi anggota pada Rabu (28/5/2025).

Dengan tema “Isu HKSR Perempuan Menjelang dan di Usia Lansia, khususnya Perimenopause dan Masa Menopause,” kegiatan berlangsung secara hybrid dari Hotel Four Points Medan dan terhubung dengan 23 titik Zoom dari delapan provinsi di Pulau Sumatera.

Sebanyak 207 peserta mengikuti kegiatan ini, termasuk 28 perempuan lansia berusia di atas 60 tahun.

Koordinator Permampu, Dina Lumbantobing, menyebutkan bahwa selama ini hak-hak perempuan lansia, terutama dalam isu kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR), kurang mendapatkan perhatian.

“Perayaan ini adalah bentuk komitmen kami untuk memastikan suara dan kebutuhan perempuan lansia tidak lagi diabaikan,” ujarnya.

Dalam acara tersebut, dr. Dina Aprillia Ariestine, dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri, memaparkan tantangan yang dihadapi perempuan menjelang dan memasuki masa menopause.

Ia menjelaskan bahwa perimenopause dapat berlangsung 2 hingga 8 tahun sebelum menstruasi berhenti total, dan kondisi ini membawa perubahan fisik maupun psikologis, termasuk gangguan tidur, kecemasan, penurunan libido, dan risiko osteoporosis.

“Tanpa penanganan dan dukungan keluarga, gejala ini bisa menurunkan kualitas hidup lansia perempuan secara signifikan,” ujar dr. Dina.

Para peserta yang sebagian besar adalah anggota komunitas akar rumput, menyampaikan kekhawatiran mereka mulai dari ketakutan menjadi beban keluarga, tidak dihargai, hingga kebingungan menghadapi perubahan tubuh.

Rasyidah (71), peserta asal Aceh, bahkan bertanya tentang kemungkinan penyakit tumor muncul kembali setelah rahimnya diangkat puluhan tahun lalu.
Melalui diskusi yang dipandu Dina Lumbantobing, peserta lansia dan pra-lansia merasa lebih lega dan siap menghadapi masa menopause.

Mereka berharap ada lebih banyak ruang yang ramah lansia di komunitas, seperti senam bersama, forum ekspresi, serta layanan kesehatan yang mudah diakses.

Permampu menyampaikan komitmennya untuk mendorong pemerintah menyediakan fasilitas kesehatan lansia, termasuk keberadaan dokter geriatri di rumah sakit, serta menjamin perempuan lansia memiliki BPJS atau KIS dan akses pemeriksaan kesehatan rutin secara gratis.

Data BPS tahun 2022 menunjukkan harapan hidup perempuan di Indonesia mencapai 73,83 tahun lebih tinggi dari laki-laki. Namun, riset menunjukkan perempuan cenderung mengalami penderitaan lebih panjang karena beban biologis dan sosial yang ditanggung sepanjang hidup.

“Bukan hanya panjang umur, tapi penting untuk memastikan perempuan lansia bisa sehat, percaya diri, dan bahagia,” tutup Dina. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER