Banda Aceh (Waspada Aceh) – Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK) Prof. Dr. Abd. Jamal mengingatkan agar temuan gas besar di Blok Andaman tak berakhir seperti proyek-proyek migas sebelumnya yang hanya meninggalkan cerita, tanpa manfaat nyata bagi rakyat Aceh.
“Penemuan gas ini harus jadi cahaya baru bagi Aceh yang lama redup. Kehadirannya mesti membawa perubahan seperti masa kejayaan PT Arun dulu,” kata Prof Jamal di Banda Aceh, Rabu (15/10/2025).
Menurut Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK ini, pengelolaan yang tepat bisa menjadikan industri gas Blok Andaman sebagai motor baru ekonomi Aceh.
“Kalau investasi Rp10 triliun saja masuk, nilai tambahnya bisa tembus Rp10,8 triliun. Itu setara APBD Aceh!” tegasnya.
Namun, ia mengingatkan agar proyek tidak dikuasai pihak luar. “Kalau rantai pasoknya semua dari luar, nilai tambahnya bocor. Pemerintah harus pastikan perusahaan melibatkan tenaga kerja dan UMKM lokal,” ujarnya.
Prof Jamal juga menyoroti masa lalu kejayaan Arun LNG. “Dulu banyak tenaga kerja luar. Ironisnya, desa di sekitar kompleks malah termiskin. Sekarang kualitas SDM Aceh jauh lebih baik, mereka harus diberi ruang,” katanya.
Ia meminta BPMA berpihak kepada kesejahteraan rakyat, bukan hanya menjadi kepanjangan tangan perusahaan. “Migas ini harus untuk kemakmuran Aceh,” tegasnya.
Prof Jamal juga menuntut aturan agar minimal 40 persen belanja proyek terserap ke UMKM lokal. “Kalau SDM belum siap, pemerintah harus bantu lewat pelatihan,” ujarnya.
“Gas ini bisa jadi berkah besar, asal dikelola adil. Jangan biarkan rakyat Aceh jadi penonton di tanah sendiri,” tutupnya. (*)