Banda Aceh (Waspada Aceh) – Tiga buruh bangunan tewas setelah menghirup gas beracun di tandon air sebuah rumah di Gampong Merduati, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, Sabtu (23/11/2024). Ketiganya diketahui sedang membongkar penyangga triplek di dalam tandon air saat kejadian nahas tersebut.
Kapolsek Kutaraja AKP Bambang Junianto menjelaskan, korban tewas masing-masing adalah Amru (35), warga Banda Aceh, Sadawan Jumadi (29), warga Simeulue dan Fadlun (30), warga Aceh Besar.
“Amru masuk lebih dulu ke tandon sekitar pukul 15.00 WIB, tetapi dia langsung pingsan. Fadlun masuk untuk membantu, tetapi ikut pingsan. Korban terakhir, Sadawan, juga mencoba menolong dan mengalami hal yang sama,” ujar Bambang saat dikonfirmasi Waspadaaceh.com, Senin (25/11/2024).
Saksi Hampir Jadi Korban
Saksi mata bernama Dahri sempat melihat ke dalam tandon untuk memberikan pertolongan. Namun, ia merasakan sesak napas dan mengurungkan niatnya.
“Dahri langsung meminta bantuan tim pemadam kebakaran,” tambah Bambang.
Petugas Damkar yang tiba di lokasi mengevakuasi ketiga korban. Sayangnya, nyawa mereka tidak tertolong. Jenazah ketiganya dibawa ke Rumah Sakit Kesdam Banda Aceh sebelum diserahkan kepada keluarga.
Gas Beracun Diduga Akibat Reaksi Kimia
Bambang menjelaskan hasil penyelidikan oleh tim Subden III KBRN Sat Brimob Gegana Polda Aceh pada Minggu (24/11/2024) mengungkap gas beracun di dalam tandon berasal dari reaksi kimia. Material seperti semen dan cairan sika keramik yang terendam air selama dua bulan diduga menghasilkan gas tersebut.
“Gas itu sangat berbahaya, dengan ambang batas hingga angka 4,0 berdasarkan alat detektor kimia. Jika dihirup, gas ini bisa menyebabkan kematian,” jelas Bambang.
Tim juga menyarankan agar tutup tandon tetap dibiarkan terbuka untuk mengurai gas yang masih terperangkap. Sementara itu, garis polisi dipasang di lokasi kejadian untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut.
Bambang juga menjelaskan, pihak keluarga korban menyatakan telah mengikhlaskan kejadian ini dan menolak dilakukan visum. “Mereka sudah membuat surat pernyataan bahwa ini musibah dan tidak akan ada tuntutan di kemudian hari,” kata Bambang.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan kerja, terutama di ruang tertutup yang berpotensi mengandung gas beracun. Polisi masih menunggu hasil penelitian lebih lanjut untuk memastikan jenis gas yang mematikan tersebut. (*)