Medan (Waspada Aceh) – DPP Forum Masyarakat Adat Deli (FORMAD) menyatakan sikap protesnya terkait penggunaan desain motif bus Trans Metro Deli yang sudah berjalan di Kota Medan. Formad menilai harusnya bus itu menggunakan motif Melayu karena beroperasi di Tanah Deli.
Berikut pernyataan sikap Formad yang disampaikan Ketua Umum DPP Formad, Tengku Muhammad Fauzi, didampingi Sekretaris Umum, OK Muhammad Mukhlis dan Bendahara Umum, OK Ardiansyah, dalam pernyataan tertulis yang diterima Waspadaaceh.com, Sabtu (3/4/2021).
“Kami menilai bahwa Trans Metro Deli tidak didahului dengan studi komprehensif. Termasuk diabaikannya faktor sosial budaya. Hal itu ditandai dengan motif gorga Batak yang dibuat pada seluruh badan luar bus Trans Metro Deli, sebagai branding visualnya.”
“Medan adalah negeri Deli yang jelas jelas sebagai pusat peradaban Melayu di Sumatera Utara dan Sultan Deli sebagai pendiri kota Medan berbasis infrastruktur kota, diabaikan eksistensinya dalam proyek ini. ‘Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung’. Tidak ada satu pun tanda-tanda Melayu Deli bisa dilihat pada Trans Metro Deli,” tegas Fauzi.
Dia juga menilai pihaknya sebagai puak Melayu Deli merasa tersakiti bila Kementerian Perhubungan terus melanjutkan operasional Trans Metro Deli di Tanah Deli karena di depan mata terus berseliweran simbolisasi yang mengkerdilkan eksistensi Melayu.
Pesan Fauzi, jika simbol-simbol Melayu Deli tidak diakomodir secara dominan di dalam branding visual Trans Metro Deli, maka pihaknya meminta kepada Kementerian Perhubungan agar menghentikan operasional Trans Metro Deli.
“Kami meminta perhatian serius kepada lembaga terkait, baik kepada Presiden RI Bapak Joko Widodo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, DPR dan DPRD, Gubernur Sumatera Utara Bapak Edy Rahmayadi dan Wali Kota Medan Bapak Bobby Nasution, agar hak-hak kearifan lokal Kota Medan sebagai tanah puak Melayu Deli dihormati dan dijamin keberlangsungannya, baik secara umum maupun secara khusus terkait Trans Metro Deli,” ujarnya.
Fauzi mengajak seluruh elemen Melayu Deli baik akademisi, tokoh masyarakat, pejabat publik, ormas, dan masyarakat umum untuk sama-sama ikut menyuarakan bahwa simbol-simbol eksistensi budaya lokal terkhusus Melayu Deli agar dihormati dan diakomodir dalam wajah Kota Medan Tanah Deli.
“Formad bersedia memfasilitasi Kementerian Perhubungan terkait Trans Metro Deli dalam hal pendalaman kajian budaya, sejarah dan simbol-simbol Melayu Deli di Medan Tanah Deli,” sarannya.
“Jika tidak ada sambutan positif atas pernyataan sikap dan permintaan kami terkait Trans Metro Deli di ruang tertutup dan operasional Trans Metro Deli terus berlanjut, maka kami akan menggalang massa besar untuk turun menyampaikan aspirasi di ruang terbuka,” tegasnya. (Sulaiman Achmad)