Banda Aceh (Waspada Aceh) – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh memberikan ruang bagi pelaku seni untuk menampilkan hasil karyanya di tengah pandemi COVID-19.
Hal itu disampaikan Kabid Bahasa dan Seni Disbudpar Aceh, Nurlaila Hamjah, saat opening ceremony pagelaran Festival Budaya Alas Gayo di Hotel Amel, Banda Aceh, belum lama ini.
Nurlaila mengatakan, pihaknya akan terus berusaha untuk menemukan metode dan konsep-konsep baru. Tujuannya agar pelaku seni tetap mendapatkan ruang pertunjukan di tengah pandemi COVID-19, guna menampilkan karya-karya terbaik dari pelaku seni.
“Di tengah kondisi COVID-19 seperti ini, yang tidak tau kapan berakhir, tentu saja menjadi kekhawatiran masyarakat akan kehilangan kecintaan terhadap budaya daerah. Hal itu akibat pengaruh global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma serta adat istiadat yang dimiliki,” ucapnya.
Walau demikian, kebudayaan akan terus hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat dataran tinggi Gayo. Salah satunya, kata Nurlaila, adalah kesenian yang hampir tidak pernah mengalami kemunduran. Bahkan cenderung berkembang dan semakin diminati sampai kalangan masyarakat luar, ujarnya.
“Kesenian tersebut selain bentuk hiburan tentu juga dijadikan sarana mempertahankan kesimbangan dan struktur sosial masyarakat serta sebagai media yang mempromosikan potensi alam dan wisata,” jelasnya.
Oleh sebab itu, tuturnya, pelestarian dan pembinaan seni budaya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan kewajiban bersama. Kekayaan dan keunikan seni budaya ini harus dapat terpelihara dan menjadikanya sebagai bagian dari keindahan budaya dunia. (Kia Rukiah)