Banda Aceh (Waspada Aceh) – Debat kedua calon gubernur dan wakil gubernur Aceh berlangsung panas. Kedua belah pihak menyorot persoalan yang cukup sensitif.
Salah satu di antaranya seperti membahas soal penyimpangan anggaran di Badan Reintegrasi Aceh (BRA).
Sesuai dengan tema ‘Perdamaian dan Reformasi Hukum’, calon gubernur dan wakil gubernur Aceh Paslon 01 menyorot soal keberadaan Badan Reintegrasi Aceh (BRA) yang dinilai belum mampu mensejahterakan korban konflik dan eks kombatan di Aceh.
Pertanyaan ini disampaikan oleh Cawagub Paslon 01, M Fadhil Rahmi atau akrab disapa Syech Fadhil dalam sesi debat kedua yang berlangsung di Hotel The Pade, Jumat malam (1/11/2024).
“Mualem sebagai Ketua KPA, memiliki kewenangan mengusulkan pengangkatan ketua sejak 2017 hingga 2024 (sekarang-red). Pagu anggaran BRA mencapai lebih dari setengah triliun (pertahunnya-red). Pertanyaannya, sejauh mana tanggungjawab anda atas penyimpangan di BRA. Terima kasih,” kata Syech Fadhil.
Terkait hal ini, Mualem atau Muzakir Manaf selaku Cagub Paslon 02, mengatakan BRA sebagai wadah daripada perjuangan, wadah mantan kombatan.
“Tetapi dalam penyelenggaraannya, hantu bawa-bawa kain. SKPA, Ketua BRA semacam. Inilah yang perlu disikapi kedepan,” sebutnya tanpa menjelaskan arti perkataannya tersebut.
“Sinkronisasi antara Ketua BRA dengan secretariat, KPA tidak nyaman. Masing-masing ada kepentingan. Itu yang perlu kita jelaskan dan ketahui.”
“Dana Otsus terbagi lima. Satu di antaranya untuk mantan kombatan. Na bacut keneuk cok, cok kombatan, ka idrop barosa,” ujar Mualem. (*)