Kamis, April 18, 2024
Google search engine
BerandaDisbudpar AcehDPRK Aceh Besar: Masyarakat Perlu Diedukasi untuk Pengembangan Sektor Pariwisata

DPRK Aceh Besar: Masyarakat Perlu Diedukasi untuk Pengembangan Sektor Pariwisata

Aceh Besar (Waspada Aceh) – Ketua DPRK Aceh Besar, Iskandar Ali, mengatakan perlunya edukasi serta sosialiasi pemahaman masyarakat di sektor kepariwisataan.

Iskandar Ali mengatakan selalu mendukung program pengembangan pariwisata, baik yang dilaksanakan pemerintah kabupaten maupun yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh. Tapi kata Iskandar, agar program itu sukses, harus didahului dengan edukasi dan sosialisasi.

Dia mengatakan, pandangan masyarakat terkait sektor pariwisata perlu direkonstruksi. Masyarakat kerap memahami bahwa sektor pariwisata dipandang identik dengan maksiat.

“Mindset tersebut perlu diubah. Bahwasannya pariwisata ini tidak berkonotasi maksiat,” tuturnya dalam wawancara khusus dengan Waspadaaceh.com, Kamis (27/10/2021).

Kata Iskandar Ali, terkait dengan pembatasan kunjungan yang hanya sampai pukul 18.00 WIB sore, untuk wisata pantai, juga akan berpengaruh kepada wisatawan. Karena banyak juga wisatawan yang ingin menikmati pantai sambil makan malam bersama teman atau keluarganya.

Menurutnya, pembatasan jam tersebut juga berdampak bagi kenyamanan saat wisatawan berkunjung. Karena untuk menikmati destinasi wisata dibatasi sampai sore, padahal justru banyak wisatawan yang datang ke pantai ingin menikmati saat-saat matahari tenggelam (sunset).

“Sedangkan wisatawan yang datang tidak hanya dari domestik, namun juga dari luar Aceh bahkan mancanegara. Justru yang kita harapkan adalah wisatawan luar Aceh dan mancanegara. Mereka ingin menikmati sunset, atau ingin makan malam di pantai,” kata Iskandar Ali.

Untuk menjaga agar syariat Islam tetap bisa ditegakkan, kata Iskandar Ali yang juga menjabat ketua KADIN Aceh Besar ini, pemerintah perlu menempatkan petugas keamanan. Dalam hal ini, kata Iskandar, peran Satpol PP dan Wilayatul Hisbah (WH), dapat melakukan pengawasan secara humanis untuk menegakkan Qanun Syariat Islam.

Untuk mencegah pelanggaran aturan atau qanun syariat Islam, lanjut Iskandar, pemerintah harus pula melengkapi fasilitas dan infrastruktur pendukung. Selain ketersediaan mushalla dan toilet umum, lampu penerangan untuk malam hari di lokasi destinasi wisata juga perlu dimaksimalkan agar wisatawan merasa nyaman.

“Jangan selalu berpikir bahwa tempat wisata itu identik sebagai tempat maksiat. Padahal kelompok-kelompok masyarakat juga sering memanfaatkan lokasi wisata sebagai tempat pengajian dan dakwah,” lanjutnya.

Agar ada kesadaran, menurut Iskandar perlu edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Perlu keterlibatan masyarakat untuk membangun sektor pariwisata. Edukasi tersebut juga untuk menyadarkan masyarakat khususnya mengenai potensi daerah.

“Masyarakat harus tahu dan menggali apa saja potensi dan keunggulan di daerah mereka yang bisa dikembangkan. Bisa meningkatkan pendapatannya,” tambah Iskandar.

Dengan hidupnya pariwisata, kata Iskandar, tentunya dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi masyarakat sekitar. Roda perekonomian akan berputar dan meningkat, ungkapnya. (Cut Nauval d)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER