Rabu, April 2, 2025
spot_img
BerandaAcehDiskusi YouAct: Tekan Laju Perokok Pemula, Aceh Butuh Penegakan KTR yang Tegas

Diskusi YouAct: Tekan Laju Perokok Pemula, Aceh Butuh Penegakan KTR yang Tegas

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Meski Qanun Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sudah ada, lemahnya pengawasan membuat perokok pemula terus bermunculan. Komunitas anak muda Aceh mendesak penegakan KTR yang lebih tegas untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas asap rokok.

Hal itu mengemuka dalam diskusi publik bertema “YouAct – Youth Action for Tobacco Control” yang digelar oleh Generasi Peduli Kendali Tembakau (GENITA) dan Dewan Perwakilan Remaja (DPRemaja) Dapil Aceh 2024 bekerjasama dengan The Aceh Institute, Jumat (15/11/2024) di Nutrihub Aceh.

Ketua DPRemaja Dapil Aceh, Mhd. Hafiz Daniel, menilai bahwa lemahnya pengawasan terhadap KTR di Banda Aceh yang dikenal dengan sebutan “Kota Seribu Warung Kopi” telah mengabaikan hak masyarakat untuk menghirup udara bersih.

“Banyak ruang publik yang masih digunakan untuk merokok. Kami ingin aturan KTR diterapkan dengan serius untuk memastikan udara bersih dapat dinikmati oleh semua orang,” ujarnya.

Diskusi yang melibatkan berbagai komunitas anak ini menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam menyebarluaskan informasi tentang bahaya rokok dan mendukung implementasi KTR.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap muncul kader-kader muda yang mampu mengedukasi masyarakat dan mendorong pemerintah bertindak lebih serius,” tambah Hafiz.

Hafiz yang juga menginisiasi pembentukan komunitas GENITA pada Oktober 2024 mengungkapkan komunitas ini memiliki 30 anggota yang berkomitmen melakukan kampanye dan edukasi pengendalian tembakau di Aceh.

“Kami berharap GENITA bisa menjadi garda terdepan dalam advokasi dan kampanye pengendalian tembakau, khususnya di kalangan remaja,” tambahnya.

Sementara itu, Nadia Ulfah, Technical Coordinator TC Aceh juga menyampaikan,
Berdasarkan riset Aceh Institute pada 2021, sebanyak 50 persen pelajar di Banda Aceh adalah perokok aktif. Jumlah ini dikhawatirkan terus meningkat seiring maraknya rokok elektrik di kalangan remaja.

“Belum ada riset terbaru untuk membandingkan tren tersebut. Namun, kami melihat di lapangan bahwa angka perokok pemula cenderung meningkat,” kata Nadia.

Nadia juga menyoroti lemahnya sosialisasi KTR oleh pemerintah. “Regulasi sudah ada sejak lama, tapi banyak masyarakat yang bahkan tidak tahu tentang aturan ini. Apalagi penegakannya masih jauh dari optimal,” ujarnya.

Diskusi ini juga menghasilkan rekomendasi untuk menghentikan sponsorship rokok dalam kegiatan anak muda. “Kami ingin mendorong pemerintah agar tegas melarang keterlibatan rokok dalam acara seni, olahraga, dan kegiatan anak muda lainnya,” tegasnya. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER