Sabtu, Maret 15, 2025
spot_img
BerandaLaporan KhususDi Garda Terdepan, Guru Meminimalisir Learning Loss di Masa Pandemi

Di Garda Terdepan, Guru Meminimalisir Learning Loss di Masa Pandemi

“Guru harus menjadi motor penggerak utama semangat siswa dalam kondisi apapun, terutama di tengah pandemi COVID-19 saat ini”

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Pandemi COVID-19 muncul dan berdampak besar bagi kehidupan. Tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Pembelajaran yang semula dilaksanakan secara tatap muka kini berubah menjadi pembelajaran daring atau kombinasi, belajar daring dan tatap muka terbatas.

Guru dan peserta didik mau tidak mau dituntut untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. Pada saat resiko COVID-19 dinilai cukup tinggi, maka kegiatan dilakukan secara online. Hal ini menjadi kebiasaan baru bagi guru dan siswanya.

Hal ini menjadi tantangan besar, tidak hanya bagi peserta didik tetapi juga guru. Guru harus bisa menyesuaikan keadaan dengan baik. Guru harus bisa memutar otak bagaimana caranya agar pembelajaran tetap terlaksana dengan baik, walau dilaksanakan di tengah pandemi.

Mengajar di tengah pandemi COVID-19 memiliki berbagai tantangan. Namun, hal itu tidak mematahkan semangat guru untuk terus memberikan pembelajaran terbaik bagi anak didiknya. Guru selalu berusaha bagaimana bisa menginspirasi siswa belajar di tengah pandemi COVID-19.

Salah seorang guru berprestasi di Aceh tahun 2021, Sukmayati, mengatakan, seorang guru harus menginspirasi siswa dalam melakukan proses pembelajaran.Tentunya dalam mencapai itu semua, ucap Sukma, sangat penting adanya keterlibatan dari semua pihak.

“Termasuk guru, siswa, orang tua, komunitas sekolah dan lingkungan. Guru harus tetap menjaga siswa agar semangat untuk bertumbuh dengan menggali dan mengembangkan potensi diri. Guru berada di garda terdepan dan harus mampu meminimalisir Learning Loss,” kata Sukmayati yang guru Bahasa Inggris di SMA Lab School Unsyiah.

Dalam wawancara dengan Waspadaaceh.com, Rabu (24/11/2021), terkait dengan peringatan HUT PGRI ke-76 dan Hari Guru Nasional 2021, Sukmayati mengatakan, peran orang tua tidak kalah penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Para orang tua harus mendukung dan mampu memotivasi anak-anak agar mampu belajar secara mandiri untuk meningkatkan kompetensinya.

Demikian juga halnya dengan siswa, harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa mereka mampu menjadi pembelajar yang mandiri, terampil dan bertanggung jawab. Meskipun selama ini mereka belajar dengan pembatasan dan kehilangan interaksi langsung dengan guru, teman-teman dan lingkungan sekolah, kata Sukmayati.

Jika sarana dan prasarana sudah tersedia dan setiap elemen sudah siap mendukung proses pembelajaran, maka peran guru sebagai ujung tombak yang berdiri di garda terdepan dunia pendidikan akan semakin mudah dalam mewujudkannya.

Apabila sudah terjalin sinergitas antara guru, siswa, orang tua, pihak sekolah dan semua elemen pendidikan, ucap Sukmayati, maka mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Sukmayati juga menuturkan, tanggung jawab guru tidak mutlak hanya pada ketuntasan materi ajar, namun lebih pada pengembangan karakter.

Harus Bergegas Tingkatkan Pengetahuan IT

Sukmayati mengatakan, adanya program Merdeka Belajar merupakan salah satu program terbaik yang ditawarkan pemerintah dan memiliki nilai positif yang tinggi saat ini.

Namun, sebut guru yang akrab disapa Sukma ini, kesiapan guru menjalani program ini sangat ditentukan oleh niat dan keinginannya untuk berubah, beradaptasi dengan perubahan zaman, dan berani keluar dari comfort zone (zona nyaman).

Transformasi pembelajaran ke literasi digital, kata Sukma, menuntut guru harus bergegas meningkatkan keprofesionalannya dalam menguasai teknologi informasi (IT) di tengah pandemi. Selama ini, katanya, belum semua guru siap menghadapi program merdeka belajar terutama yang berdomisili di daerah yang radiusnya jauh dari akses pusat pengembangan kompetensi guru.

“Sebenarnya jarak bukan alasan untuk suatu kesiapan karena fasilitas untuk pengembangan diri secara online tersedia kapan saja. Tinggal seseorang mau atau tidaknya,” ucap Sukma.

Prestasi Siswa dan Guru Indikator Keberhasilan 

Dia juga menyebutkan, prestasi siswa dan guru merupakan indikator keberhasilan sekolah. Sudah pasti siswa tidak mampu berprestasi sendiri tanpa dukungan dan peran aktif orang tua, guru dan pihak sekolah.

“Di mana sekolah memfasilitasi siswa dengan program-program ekstra kurikuler, dan membekali siswa dengan banyak latihan dan pembinaan terkait bidang lomba yang akan diikuti,” ucap Sukma.

Di samping itu, kata Sukma, guru sebaiknya mampu menggali potensi siswa, menjadikan materi ajar sebagai jembatan untuk membangun life skill (kecakapan hidup) siswa melalui proses latihan dan pembinaan berkelanjutan.

“Prestasi guru juga dapat diukur menggunakan indikator yang telah terukur oleh Kementerian Pendidikan. Guru professional adalah guru yang memiliki 4 kompetensi, yaitu personal, sosial, professional, dan pedagogi,” lanjut Sukma.

Sukma yang juga pernah MoT UTBK menduduki peringkat 1 untuk Mapel Bahasa Inggris se-Provinsi Aceh ini menyebutkan, guru yang terus berlatih melalui proses pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) tentu akan memiliki semangat berkompetisi yang tinggi dan mampu membuktikan bahwa dia layak menyandang predikat “Guru Berprestasi”.

Sukma yang sudah menyandang gelar Magister Pendidikan ini berharap siapa saja yang terlibat dalam dunia pendidikan harus memiliki semangat dan terus menginspirasi.

“Ayo menjadi the agent of change dengan terus belajar, mengajar, dan berkarya mengukir prestasi. Seperti motto saya. When Life Gives You Lemon, Make It Lemonade (Ketika hidup memberikan sesuatu yang pahit, buatlah ia menjadi sesuatu yang manis dan lezat),” tutup Sukma. (Kia Rukiah)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER