Kamis, November 21, 2024
spot_img
BerandaAcehDebat Ketiga Ricuh Gara-gara Microphone di Baju, Bustami: Alat Penjernih Suara Bukan...

Debat Ketiga Ricuh Gara-gara Microphone di Baju, Bustami: Alat Penjernih Suara Bukan Alat Bantu

Banda Aceh (Waspada Aceh) – Debat ketiga calon gubernur Aceh yang sudah berlangsung beberapa menit, terpaksa dihentikan sebab terjadi keributan dalam arena debat. Keributan tersebut dipacu akibat pendukung Paslon 02 protes terhadap microphone yang lengket di kerah baju Bustami.

Debat yang berlangsung di The Pade Hotel, Aceh Besar, Selasa malam (19/11/2024) yang rencananya akan dilanjutkan setelah situasi kondusif, tidak dilanjutkan alias dihentikan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh mengingat beberapa hal, salah satunya masalah waktu atau durasi tayang.

Sehingga selain terjadi gesekan antar kedua kubu, pendukung Paslon 01 juga tidak mau menerima keputusan KIP Aceh untuk menghentikan debat. Sehingga salah satu pendukung dari Paslon 01 menyerang jajaran komisioner KIP Aceh dan membuat suasana di arena debat ketiga kembali ricuh.

Menanggapi hal itu, calon gubernur Aceh, Bustami Hamzah didampingi calon wakil gubernur Aceh M Fadhil Rahmi, mengatakan bahwa alat yang lengket di kerah bajunya merupakan microphone atau alat penjernih suara.

“Ini kan microphone, alat penjernih suara, bukan alat bantu. Microphone untuk kebutuhan konten medsos, supaya suaranya lebih jelas untuk tiktok,” jelas Bustami sambil menunjukan benda tersebut kepada media.

Dia juga membantah bahwa sebelumnya pernah diingatan tidak boleh memakai microphone ini. Sebab pada debat sebelumnya juga Bustami mengakui telah menggunakan alat tersebut.

“Kemarin saya gunakan ini juga waktu debat pertama. Tapi tidak ada diingatkan dan tidak ada larangannya kok,” jelasnya.

Karena itu, menurutnya hal ini alasan Palson 02 saja untuk menyalahkan Paslon 01. Dengan kejadian ini rakyat bisa melihat, apakah mereka tidak siap mengadu gagasan.

“Demokrasi tidak butuh kekerasan. Kalau memang ada microphone tinggal diambil atau dipindahkan. Ngapain harus dimulai dengan kekerasan,” ucapnya.

Sementara itu, calon wakil gubernur Aceh, Syeh Fadhil, menyesalkan terhadap keputusan KIP Aceh yang tidak melanjutkan debat ketiga. Karena pihaknya siap menunggu dan sudah siap beradu argumen dalam debat.

“Kami berharap ada debat pengganti. Malam ini juga kami siap, sampai subuh kita siap. Kita tidak meninggalkan lapangan, tidak meninggalkan medan kita tetap berada disitu,” tegasnya.

Hal ini kata Syech Fadhil, menunjukkan Paslon 01 siap beradu argumen untuk mengedukasi masyarakat memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan. (*)

BERITA TERKINI
- Advertisment -
Google search engine

BERITA POPULER