Banda Aceh (Waspada Aceh) – Direktur Yayasan Apel Green Aceh, Rahmad Syukur, mengkritisi debat kandidat calon bupati dan wakil bupati Nagan Raya yang dianggap belum sepenuhnya memberikan solusi atas persoalan lingkungan di kawasan gambut Rawa Tripa.
Menurut Rahmad, meski isu perlindungan Rawa Tripa sempat disinggung dalam debat yang digelar Komisi Independen Pemilihan (KIP) Nagan Raya, para kandidat belum menunjukkan pemahaman komprehensif tentang permasalahan yang dihadapi kawasan tersebut.
“Kondisi Rawa Tripa saat ini sudah sangat kritis. Kerusakan terus berlangsung dengan hilangnya 608,81 hektar tutupan hutan akibat aktivitas perkebunan dan perambahan pada tahun 2024,” ungkap Rahmad Syukur, Jumat (8/11/2024).
“Pemahaman yang baik atas persoalan ini sangat penting agar kebijakan yang lahir dari para pemimpin dapat menjadi solusi yang tepat,” lanjutnya.
Rawa Tripa, yang diakui sebagai salah satu ekosistem gambut paling kritis di Aceh, memiliki peran penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan mitigasi perubahan iklim.
Rahmad menyebutkan bahwa kawasan ini tidak hanya menjadi habitat bagi spesies langka seperti orangutan dan harimau Sumatra, tetapi juga berfungsi sebagai penyimpan karbon yang signifikan serta pencegah banjir.
Namun, pembukaan lahan untuk perkebunan dan pembakaran lahan gambut di wilayah ini terus berlanjut, menghasilkan emisi karbon yang merusak lingkungan.
Rahmad juga menyoroti adanya tumpang tindih Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan di kawasan lindung Rawa Tripa, yang menurutnya memerlukan tindakan tegas dari pemimpin terpilih.
“Calon pemimpin harus berani mempertimbangkan pencabutan izin HGU yang tumpang tindih dalam kawasan lindung sesuai Qanun Tata Ruang Kabupaten Nagan Raya,” ujarnya.
Dalam debat, para kandidat memang mengutarakan sejumlah rencana terkait lingkungan. Namun, menurut Rahmad, yang dibutuhkan bukan hanya sekadar program, melainkan komitmen dan keberanian nyata untuk melindungi Rawa Tripa.
“Masyarakat berharap pemimpin yang terpilih tidak hanya mengejar kepentingan jangka pendek, tetapi juga siap berjuang untuk melindungi ekosistem yang sangat penting ini bagi generasi mendatang,” jelasnya. (*)