Padang (Waspada Aceh) – Hujan deras yang terus menerus mengguyur telah memicu banjir bandang dan tanah longsor yang meluluhlantakkan sejumlah daerah di Sumatera Barat dan mengakibatkan ratusan warga terpaksa mengungsi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan bahwa banjir bandang yang melanda Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang menewaskan 37 orang.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menyampaikan melalui situs resmi yang dikutip Waspadaaceh.com, Senin (13/5/2024), setidaknya 37 orang dinyatakan meninggal dunia sejak Sabtu malam (11/5/2024).
Sebanyak 60 orang telah dievakuasi ke gedung SMPN 1 Koto Tuo, dan 74 warga lainnya ditempatkan di gedung SDN 08 Kubang Putiah Duo Koto Panjang. Selain itu, 25 korban lainnya mencari perlindungan di rumah-rumah warga terdekat. Di Tanah Datar, lebih dari 84 keluarga terdampak oleh bencana ini.
Banjir bandang juga telah merusak 193 rumah di Kabupaten Agam dan 84 rumah di Tanah Datar, dengan kerusakan yang bervariasi dari ringan hingga berat.
Infrastruktur penting seperti jembatan dan rumah ibadah juga tidak luput dari kerusakan. Laporan terakhir menyebutkan bahwa akses lalu lintas dari Kabupaten Tanah Datar menuju Padang dan Solok terputus total.
“Tim Basarnas, TNI, Polri, dan unsur terkait lainnya tengah bekerja keras dalam penanganan darurat, pendataan, dan pertolongan bagi warga yang terdampak,” kata Abdul Muhari.
Data terbaru dari Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Padang pada Minggu malam (12/5/2024) mencatat 19 korban jiwa dari Kabupaten Agam, sembilan dari Kabupaten Tanah Datar, dan satu dari Kota Padang Panjang.
Delapan jenazah juga ditemukan di Kabupaten Padang Pariaman, yang diduga terbawa arus dari Lembah Anai di Kabupaten Tanah Datar.
Smeentara itu, Abdul Malik, Kepala Kantor SAR Padang, mengungkapkan jumlah korban jiwa mungkin akan bertambah karena masih ada 18 orang yang dilaporkan hilang.
“Pencarian sementara dihentikan hingga pukul 18.30 WIB karena hujan lebat di puncak Gunung Marapi yang berpotensi membahayakan tim pencarian,” tuturnya.
Di Kabupaten Agam, hujan deras menyebabkan sungai yang berhulu di Gunung Marapi meluap, menciptakan jalur baru yang mengalirkan batu-batu besar dari gunung berapi aktif tersebut ke permukiman warga. (*)