Aceh Besar (Waspada Aceh) – Bagi Mazriadi (60), lahan kecil bukan halangan untuk tetap produktif. Warga Gampong Leu-Ue, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, yang akrab disapa Bang Adi ini, mampu memanfaatkan tanah seluas 500 meter persegi untuk menanam beragam sayuran.
Selada, sawi, kacang panjang, mentimun, hingga cabai tumbuh subur di kebun miliknya. Hasil panen itu rutin ia pasarkan ke Pasar Ketapang, menjadi salah satu pasokan sayuran segar bagi masyarakat.
“Awalnya saya menanam hanya coba-coba. Lama-lama terasa hasilnya lumayan, dan akhirnya jadi usaha utama untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” kata Bang Adi saat ditemui di kebunnya, Sabtu (30/8/2025).
Bang Adi bukan petani dengan peralatan modern. Ia lebih banyak mengandalkan ketekunan, kerja keras, dan pengalaman lapangan.
Ia menggunakan pupuk organik, menjaga pola tanam bergilir, serta mengatur sistem penyiraman agar efektif.
Dengan cara sederhana itu, kebunnya jarang kosong. Hasilnya cukup untuk menutupi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
“Kalau dirawat serius, sekecil apa pun lahan bisa menghasilkan,” ujarnya.
Ketekunan Bang Adi tak hanya bermanfaat untuk dirinya. Ia merasa, apa yang dikerjakannya juga bagian kecil dari upaya menjaga ketahanan pangan di daerah.
Meski begitu, ia berharap ada perhatian lebih dari pemerintah agar petani kecil bisa berkembang. “Kalau ada bantuan dan pendampingan, hasilnya tentu akan lebih maksimal. Petani kecil seperti saya juga bisa ikut menopang kebutuhan pangan masyarakat,” ungkapnya.
Ia mengatakan pertanian masih bisa menjadi sumber ekonomi keluarga, bahkan dari lahan terbatas.
“Petani itu mulia, dari lahan kecil pun bisa lahir manfaat besar,” ucapnya. (*)
