Banda Aceh (Waspada Aceh) – Virus corona penyebab Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) menginfeksi 64 orang baru dalam 24 jam terakhir di seluruh Aceh.
Sementara itu, dalam kurun waktu yang sama sebanyak 114 penderita COVID-19 dilaporkan sudah sembuh, dan dua orang dinyatakan meninggal dunia, kata Juru Bicara Penanganan COVID-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani dalam siaran persnya, Rabu (21/4/2021).
“Kasus-kasus konfirmasi positif yang dilaporkan sore ini lebih tinggi daripada kemarin,” ujar Juru Bicara yang akrab disapa SAG itu.
Kasus konfirmasi positif COVID-19 yang dilaporkan kemarin sebanyak 52 kasus, hari ini sebanyak 64 kasus. Kasus-kasus baru tersebut meliputi warga Banda Aceh 16 orang, Aceh Tengah 10 orang, Langsa sembilan orang, Pidie tujuh orang, dan warga Aceh Besar sebanyak enam orang.
Kemudian, warga Aceh Tamiang sebanyak tiga orang, dan warga Aceh Singkil dan Aceh Timur sama-sama dua orang. Selanjutnya warga Gayo Lues, Pidie Jaya, Aceh Barat, dan warga Simeulue, masing-masing satu orang. Sedangkan lima orang lagi merupakan warga dari luar daerah Aceh.
Sementara itu, lanjut SAG, penderita COVID-19 yang sembuh bertambah 114 orang. Para penyintas COVID-19 itu meliputi warga Banda Aceh 79 orang, Langsa sembilan orang, Aceh Besar delapan orang, Bireuen lima orang, warga Pidie dan Lhokseumawe sama-sama tiga orang. Warga Aceh Barat dua orang. Warga Aceh Selatan, Aceh Tengah, Aceh Singkil, dan warga Sabang, masing-masing satu orang. Sisanya satu orang lagi warga dari luar daerah.
Lebih lanjut SAG melaporkan dua penderita COVID-19 yang selama ini menjalani perawatan di rumah sakit rujukan dilaporkan meningal dunia, yakni warga Aceh Tamiang dan Bireuen.
“Kasus-kasus meninggal dunia umumnya memiliki penyakit penyerta dan usianya sudah di atas 45 tahun,” tuturnya.
SAG tak lupa mengimbau masyarakat agar patuh pada protokol kesehatan agar kasus positif tidak kian melonjak melampaui kapasitas sistem pelayanan kesehatan yang tersedia.
Penggunaan ranjang di rumah sakit meningkat hingga 40% dalam seminggu terakhir, akibat kasus harian meningkat tajam. Bila kasus-kasus baru tak terbendung rumah sakit akan penuh dan pelayanan kesehatan menjadi tidak optimal. Hal itu harus dihindari bersama dengan penerapan protokol kesehatan secara kolektif, tambahnya. (Ria)